Langsung ke konten utama

MAY LOVE STORY


TAX ACCOUNTING COMPETITION

            Aku sedang asik membaca buku catatan di kelas. Teman-teman ku sedang asik dengan kegiatan mereka masing-masing karena guru yang seharusnya masuk pada jam ini sedang absen. Saat aku mulai larut dalam buku yang ku baca, terdengar pintu kelas terbuka. Aku masih saja focus membaca. Namun saat nama ku disebut, langsung saja aku mendongak ke arah panggilan tersebut.

            Bu Fris , guru bidang study IPS sedang berdiri di depan kelas sambil melambaikan tangan memanggil namaku juga nama Virga. Aku sedikit bingung juga parno seketika. Ada apa ya? What? Jangan-jangan aku mau…? Ah, gak-gak, gak mungkin.

            Aku pun berdiri dari kursi ku dan menutup buku yang tadi ku baca. Aku berjalan beriringan dengan Virga mengikuti Bu Fris dari belakang. Ternyata kami dibawa ke ruang guru. Aduh, ada apa sih?

            Aku dan Virga berdiri di depan meja Bu Fris, menunggu apa yang ingin disampaikan beliau pada kami. Sesekali aku dan Virga saling memandang dengan wajah heran plus penasaran. Kemudian Bu Fris mulai menatap ke arah kami dan mulai mengatakan sesuatu.

“Begini, sekolah kita dapat undangan untuk mengikuti Tax Accounting Competition. Ibu udah dapat dua peserta dari kelas XI, dan masih kurang satu orang lagi. Kira-kira siapa salah satu dari kalian yang bersedia untuk ikut?” tanya Bu Fris.

What? Tax Accounting Competition? Aduh, pasti ribet banget deh tuh lomba, bawa nama sekolah lagi L

“Virga aja Bu” usul ku.

“May aja Bu” balas Virga sambil mengarahkan jari telunjuk nya padaku.

“Virga aja Bu” balas ku lagi sambil menepis jari telunjuknya.

Namun, dia kembali mengarahkan jari telunjuknya pada ku dan terus saja ku tepis. Melihat tingkah kami berdua, Bu Fris akhirnya meminta pendapat Pak Panja, guru bidang study Akuntansi.

“Pak, menurut Bapak siapa diantara mereka yang Akuntansinya lebih jago?” tanya Bu Fris.

Pak Panja berpikir sejenak.

“Virga” jawab Pak Panja.

Yes, aku lolos.

“Ya udah, Virga ya yang ikut” ucap Bu Fris memandang Virga.

“Aduh Bu, gak bisa. Saya harus kerja. Gak bisa Bu. May aja yang ikut deh.” tolak Virga.

Bu Fris pun berpikir sejenak.

“Ya udah, May kamu yang akan mewakili kelas satu” kata Bu Fris.

What? Aku? Mau jawab apa aku nanti disana? L Tapi aku mau gak mau harus menerima keputusan itu. Oh My God! L

            Aku dan Virga keluar dari ruang guru. Wajah Virga senyum-senyum gak karuan, sedangkan wajah ku shock, bête, stress. Dia kemudian berkata sesuatu padaku sambil berjalan menuju kelas.

“Udahlah gak usah gitu deh mukanya, bukannya kalo kamu ikut kompetisi itu kamu bisa banggain ortu kamu?” ucapnya.

Jantungku berhenti sejenak, nafasku tercekat. Mataku menatap wajahnya dengan heran. Tadi bener dia ya yang ngomong? Apa ada orang lain di belakang kami? Atau telingaku mulai mengalami gangguan? Enggak! Itu tadi bener-bener ucapan dari mulut Virga. Dia support aku? Dia support aku J

            Sesampainya di kelas, aku gak henti-hentinya tersenyum sambil sesekali melihat ke arah Virga. Cowok itu memang penuh kejutan, beda. Kira-kira dia sadar gak ya dengan ucapan nya tadi. Kira-kira dia tau gak sih, apa arti dari ucapannya tadi? Apa mungkin dia cuma asal ngomong aja tadi? Mungkin aku cuma kegeeran aja kali ya L Sudah lah, sekarang itu yang harus dipikirin gimana caranya ngelewatin kompetisi itu. Aduh, ribet !

#

            Sebelum kompetisi itu berlangsung, aku disuruh Bu Fris belajar bersama kedua rekan di kompetisi ku nanti. Aku belajar di kelas mereka. Tau gak, kagok banget masuk kelas mereka. Ya iyalah, itu kan bukan kelas ku, aneh banget rasanya. Aku kayak orang terasingkan. Apalagi saat melihat kakak-kakak kelas cowok yang kece itu, Kak Damara. Dia tuh manis tau gak, muka dia bulet, lucu. Terus kalo dia ngomong, suaranya lembut banget, yah namanya juga orang sunda, wajar aja sih. Matanya juga lembut loh. Oh ya, ada satu moment aku sama dia. Saat itu aku gabung di English Club terus ngumpul di kelas X Perhotelan. Tiba-tiba aja dia dateng terus nawarin aku jadi anggota OSIS. Aku speechless dong jadinya. Dan dia minta pendapat anggota English Club, meminta persetujuan mereka untuk mengajak aku gabung di OSIS. Dan mereka sih, fine-fine aja. Terus aku diajak dia ke ruang OSIS, dan langsung ikut rapat bersama mereka. Aku makin kayak anak ayam kehilangan induk disana :D

            Saat sekretaris OSIS absen perwakilan anggota OSIS masing-masing kelas, dan saat dia menanyakan siapa saja perwakilan dari kelas X Akuntansi, aku langsung saja angkat tangan. Saat itu aku melihat ekspresi kaget di wajah Kak Damara. Kayaknya aku tau kenapa? Pasti dia tadi mengira aku anak perhotelan karena aku sedang berada di dalam kelas itu. Ya ampun, ada-ada aja deh. Setelah rapat tersebut aku pun mengundurkan diri dari OSIS, aku sadar kok, bukan aku yang diharapkan Kak Damara untuk jadi anggota OSIS, tapi anak Perhotelan. Lagian, aku juga ogah masuk OSIS saat aku masih kelas X gini, palingan cuma jadi anak bawang nantinya, males banget.

            Oh ya, kembali lagi ke masalah aku belajar bersama Kakak-kakak kelas ku yang manis itu. Kami belajar tentang materi yang dilombakan, ya pastinya tentang akuntansi dan juga pajak. Karena aku masih kelas X dan belum masuk pelajaran tentang perpajakan jadi mereka deh yang belajar pajak, kalo aku paling Cuma hafalin jenis-jenis pajak doang sama pasalnya juga. Mereka anaknya asik sih, gak sombong, baik. Sebenernya sih, salah satu dari mereka Kakak gugus aku dulu pas MOS, jadi lumayan kenal sama dia J Oh ya, dia pinter banget lho anak nya, sumpah, namanya Kak Sulis.

#

            Akhirnya, kompetisi itu pun berlangsung hari ini. Setibanya aku ditempat tersebut, Kakak-kakak kelas ku udah pada ngumpul disana. Kak Sulis dan Kak Ani datang bersama Ibu mereka. Tiba-tiba saja hatiku meringis, aku merindukan kehadiran orang tua ku disamping ku. Pasti seneng banget seandainya ada mereka disini J Aku pun duduk di kursi peserta. Aku memandang sekeliling ku. Bahkan, teman-teman sekelas ku pun gak datang L Menyedihkan L

            Kompetisi berjalan dengan lancar dan seru banget. Dan lagi-lagi aku jadi jubir disana. Dan yang jawab terus mikir jawaban pertanyaannya yah Kakak-kakak kelas ku itu. Rasanya aku pengen banget ketawa, geli banget sih abis nya. Aku ikut kompetisi cuma jadi jubir dan yang pusing mereka. Kalo pun kami menang jangan kasih selamat ke aku, aku hanya jadi jubir disana dan aku sama sekali gak tau jawaban pertanyaan-pertanyaan itu, tapi ada sih satu dua pertanyaan yang aku tau jawabannya. Jadi sebenernya yang hebat sih mereka bukan aku. Dan ajaib nya, kami menang dan maju ke babak final. Magic ya :D

#

            Aku berangkat menuju tempat kompetisi diantar Kakak Ipar ku. Setibanya disana aku menemukan teman-teman ku disana, seneng banget bisa liat wajah mereka J Tapi, sebenernya yang ku harapkan sih Virga L Tapi kan, itu gak mungkin terjadi. It’s impossible L
            Kompetisi berjalan lancar dan seru banget. Kami berhasil membawa pulang sebuah tropi. Yah walaupun bukan tropi Juara 1, Juara 3 pun okelah J Karena kemenangan yang kami peroleh, kepala yayasan sekolah mentraktir kami di sebuah café. Seru banget ternyata ngumpul-ngumpul sama kakak-kakak kelas. Mereka gokil, sepanjang makan bareng, mereka gak berhenti ngoceh, kadang-kadang aku juga nyela dikit omongan mereka.

“Nih, kami so sweet kan? Makan sepiring berdua, minum nya pun segelas berdua.” ucap salah satu Kakak kelas di dekat ku.

Aku pun menyahut omongan mereka.

“Itu so sweet apa pelit?” ucap ku.

Mereka semua tertawa seketika mendengar ucapan ku tersebut.

            Vir, andai kamu tau sungguh besar harapan ku untuk melihat sosok dirimu disini J Ternyata bener apa kata orang, seramai apa pun orang di dekat kita, tapi kalo orang yang kita sayang gak ada tetep aja terasa sepi banget. I want you in here, with me, Vir L

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EDISI CURHAT

Assalamualaikum guys :) Selamat siang semuanya :) Hari ini gue kayaknya gak bakal share puisi, info2 penting, cerpen, ataupun novel. Hari ini gue pengen banget curhat tentang perasaan gue saat ini. Boleh kan ya???? ;) Gue lagi seneng banget, akhirnya gue bisa move on dari semua kegalauan gue. Dimulai gue move on dari tanah kelahiran gue ke batam, terus gue move on dari ortu gue dan beradaptasi dengan Kakak gue (yang gue sebut abis keluar dari kandang macan eh malah masuk kandang singa, hussttt), gue move on dari Esa, gue move on dari Wendy, gue move on dari akuntansi xD . Huh!!!! Rasanya lepas semua beban di hati gue. Tapi sekarang dilemanya gue pengen banget pulkam guys. Because, I want meet him :) Seseorang yang gak bisa gue lupain sejak 4th lamanya, seseorang yang bikin gue berat buat ninggalin kota Banjarmasin, seseorang yang gak pernah bikin gue berhenti berharap bisa bertemu lagi dengannya. Seseorang yang bikin gue ngelakuin hal-hal gokil, dari yang maksa-maksain jajan di kope...

KAMU (Mau Jadi Pacar Aku Gak?)

  Aku sedang bersiap untuk tidur, namun satu notifikasi dari Sagi mengubah niatku. ‘ Bulan. Sampaikan senyumku. Tuk awali malam ini padanya. ’ Aku mengenal bait-bait puisi ini. Dia benar, saat bilang akan membuka email dan mencari puisi-puisi ku. What do you mean Sa? Please don't hurt me again . Hehhhh.... ‘ Bintang. Nyanyikanlah sebuah lagu. Untuk penghantar tidurnya. ’ aku membalas pesannya dengan sambungan bait puisi tersebut. ‘ Dan langit. Kecuplah keningnya untukku. Sebelum ia bermimpi indah. ’ Sagi melanjutkan. ‘ Langit. Selimutilah tubuhnya dengan gelapmu. ’ aku mereply kembali pesannya. ‘ Ku ingin dia bahagia ’ balas Sagi. ‘ Meski ku tak disampingnya ’ sambung ku. ‘ Ku ingin hidupnya diselimuti kebahagiaan ’ sambung Sagi. ‘ Tanpa air mata kepedihan. Meski ku harus menangis atas kebahagiaannya. ’ aku mengakhiri bait puisi ini. Kemudian Sagi mengirim emoticon senyum. ‘ Thanks ’ ucapku. ‘ Untuk ?’ tanya Sagi. ‘ Udah mau baca puisi-puisi labil gue (emot ketawa) ’ jawab ku. ‘ (...

INDAH RENCANANYA

Hy guys :) Gue boleh kan ya berbagi kebahagiaan sedikit :) Boleh dong????? Gue mau cerita sedikit tentang kejutan-kejutan yang beberapa hari ini bikin hariku seperti pelangi.  Pada saat itu, gue sedang tertidur pulas dan larut dalam sebuah mimpi. Di mimpi itu aku sedang berada di kampung Abah gue di Amuntai, Kalsel. Disana gue lagi menghadiri sebuah acara dirumah sepupu gue. Entah kenapa gue tiba-tiba aja berdoa dengan penuh harap agar disana ada Kak Lana. Sosok yang sangat aku harapkan untuk ditemui ketika gue pulkam nanti. Dan ajaibnya, Kak Lana muncul dihadapan gue dan menatap gue dengan lekat. Aku pun menatapnya dengan penuh rasa shock, dan juga terharu. Saat itu gue ngomong gini sama dia, "Kak Lana?" sambil terus menatapnya. Dan dia bilang gini, "Kamu kenal aku?" tanya dia dengan heran. Gue cuma ngangguk aja kayak ayam bengong. "Alumni SMPN 5." ucapku. Dan kemudian dia duduk dihadapan ku. "Aku baru aja nyampe hari ini." ucap...