PELAJARAN
PENJAS
Aku
dan semua teman sekelasku menuju lapangan untuk bermain voli. Asal kalian tau
ya, aku paling benci sama yang namanya voli. Dari dulu, gak bisa-bisa aku main
voli, entah kenapa L Gak ada bakat sepertinya aku di
olahraga terutama voli.
Teman-teman
ku sangat semangat bermain voli, sedangkan aku biasa-biasa aja. Hingga kemudian
guru olahraga kami meminta kami untuk melakukan gerakan service satu persatu.
Oh my God, mati lah aku L
Teman-teman
ku satu persatu telah melakukannya dengan mulus. Sekarang tiba giliranku, aku
pun memegang bola voli tersebut yang seperti bumerang untukku. Saat aku ingin
mencoba gerakan service, temanku yang berada disisi lapangan menggodaku.
“Ayo May! Inget Esa! Pasti bisa!”
ucapnya.
Apa-apaan sih? Emang kalo aku inget si
Esa, my prince, my handsome, bisa langsung jago main voli apa? Rada-rada tuh
anak. Aku hanya tersenyum pahit padanya. Kemudian, Virga ikut-ikutan
menggodaku.
“Ayo May, pukul bolanya! Awas, entar
bolanya loncat!” goda Virga.
Dasar, rese juga tuh anak L
Aku hanya tersenyum pahit padanya dengan perasaan kesal.
Aku
kemudian menarik nafas dalam-dalam dan mulai mengayunkan tanganku. Dan yang
terjadi adalah, bola yang berada di tangan kiriku terlempar dan aku tidak
sempat memukulnya. Memalukan L Saat itu aku mendengar suara tawa
teman-temanku pecah, tidak terkecuali Virga. Sialan! Malu tau L
Setelah
permainan voli yang menyebalkan itu selesai, aku berdiri di pinggir lapangan
dengan wajah kesal. Virga kemudian mendekatiku.
“May, liat nih! Iiiii !” kata dia
menakut-nakutiku dengan ranting kering.
“Apa sih?” kata ku dengan nada yang
masih kesal.
“Ikh, gak takut dia” kata Virga
cengar-cengir.
Aku masih saja bertahan dengan wajah
kesalku hingga jam olahraga selesai. Akhirnya J
#
Hari
ini kami ada jadwal untuk renang J Olahraga
favoritku, maklum, dulu kan aku tinggal di dekat sungai jadi kerjaannya
berenang mulu. Eh pas pindah ke Batam, mana pernah lagi aku berenang kayak dulu
L
Saat
berada di dalam kolam renang, kami diajari beberapa gaya renang yang sudah
cukup aku hafal. Gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya katak. Dan kami juga diberi
kebebasan untuk bermain-main di kolam renang tersebut. Aku juga melihat Virga
yang asik berenang J Hmm, semoga ini bukan pertama dan
terakhir aku bisa renang sama kamu Vir, I hope J
#
Dari
sejak Frina dan Marda tau tentang perasaan aku sama Virga, mereka jadi sering
menggodaku. Dasar L Untungnya hari ini Frina lagi bantu
buat promosi sekolah, jadi cuma ada Marda sendiri yang sering meledekku.
Apalagi pas tadi aku bukain pintu kelas dan ternyata Virga yang berada di balik
pintu tersebut. Saat aku kembali duduk dikursiku, Marda kembali meledekku.
“Eh cieee, tadi matanya bertemu pandang.
Ehem J”
ledeknya.
Dasar si Marda rese L Tapi cukup seneng juga sih J Seenggaknya kan dia mendukungku, gak melarang
maupun menghalangiku untuk mencintai Virga J Tapi, kira-kira Virga suka gak ya sama aku? Apa
jangan-jangan dia sama sekali gak ada rasa sama aku? Dan kalo itu emang bener,
apa reaksi aku nanti? Apa aku sanggup untuk menerimanya? Sepertinya aku sudah
tersesat terlalu jauh di mata indahnya itu. Dan aku juga udah menyelam terlalu
dalam di samudera cintanya. Apa aku sanggup untuk berenang kembali ke
permukaan? Apa aku sanggup untuk melepaskan cinta ini suatu hari nanti? Kenapa
aku tak berpikir sejauh ini diawal? Akh biarkan lah, biarkan aku merasakan setiap
moment indah bersamanya, karena bila suatu saat aku tak bisa lagi melihatnya,
mungkin hanya moment-moment itulah yang bisa membuatku tersenyum meskipun menyesakkan dadaku J
Komentar
Posting Komentar