KERJA
KELOMPOK
Setelah
menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya aku sampai juga disekolah. Disana
sudah ada banyak temanku dan terlihat Wika juga ada disana. Frina menyambutku
dengan senyum sumringahnya.
“Maaayyy J Kangen J”
katanya.
Aku hanya tersenyum padanya. Aku
memandang ke arah Wika, dia terlihat sangat cantik dengan baju putihnya itu J
Dan aku berharap, sangat berharap tuh anak gak dateng.
Langsung
saja aku mengajak mereka untuk mengerjakan tugas tersebut. Dan di tengah-tengah
kami sedang sibuk mengerjakan tugas, Wika tiba-tiba saja beranjak dari tempat
duduknya dan berjalan kearah pintu gerbang. Kemudian dia kembali lagi dan
berjalan ke arahku.
“May, dipanggil Virga.” kata Wika.
Ya Tuhan, doaku gak terkabul L
Ngapain sih dia manggil aku, masuk kesini kenapa? Sok penting banget L
Karena gak mau nyari ribut sama dia dan gak mau semua temanku tau kalo aku
sedang bermasalah dengan anak itu, aku pun terpaksa menemuinya.
Saat
aku beranjak dari tempat dudukku, Marda tiba-tiba saja menggodaku seperti
biasanya.
“Cieeee May J
Datang-datang udah manggil J” godanya.
“Apaan sih L”
kataku kesal.
Kalo perasaanku seperti dulu, mungkin
aku senang panggilan khususnya itu kepadaku. Tapi, sekarang perasaan itu udah
berubah dan hampir musnah!
Saat
sudah berada di hadapannya, aku hanya terdiam dan menatapnya dengan dingin. Aku
sih berharap dia bakal menyadari kesalahannya dan minta maaf sama aku sekarang.
Itu pun kalo amnesianya itu udah sembuh.
“Gimana? Bahan-bahannya udah siap?”
tanya Virga sok peduli.
Tuh kan, tuh anak masih amnesia.
Kayaknya perlu dijedotin tuh kepala dia biar cepet sadar. Emosi aku jadinya.
“Tuh, lagi dikerjain.” jawabku ketus
masih dengan tatapan dinginku.
“Sorry ya, tadi ada urusan.” kata nya.
Sorry? Mana kata maaf dia untuk
kata-katanya yang menyakitkan itu. Dasar cowok gak punya perasaan.
“Iya gak papa” ucapku sambil menahan
emosi.
Aku
kemudian segera pergi menjauh darinya, takut aja emosiku tiba-tiba meledak
seperti dulu aku marah-marah waktu SD sama temen cowok sekelasku yang waktu itu
ngejek-ngejek aku. Dan dengan penuh amarah aku melemparkan satu bungkus mie
instan yang sudah ku remukkan dan ku kasih bumbu. Langsung saja mie tersebut
mengotori wajah, leher, dan baju seragamnya, juga mengotori lantai kelas. Saat
itu wajahnya sangat marah, aku gak kalah menunjukkan wajah marahku saat itu. Dan
setelah Wali Kelas kami datang dan meminta penjelasan dari kami, cowok tersebut
langsung dihukum untuk membersihkan mie yang berserakan di lantai. Saat itu aku
menahan tawa saking gelinya melihat dia menyapu lantai kelas dengan wajah kesal.
Haha :D
Nah, kalo anak yang satu ini pantesnya
dilempar apa ya. Sandal deh kayaknya yang paling cocok, biar tepat kena
dikepalanya dan biar amnesianya cepet sembuh, haha :D
Aku
kembali duduk dikursiku dan melanjutkan tugas makalah tersebut. Kemudian Virga
datang dan bergabung bersama kami.
“Sory, sory, abis dari tempat kerja”
katanya.
Tiba-tiba saja Marda menyenggolku dan
berbisik padaku.
“Ikh May, Virga keren banget pake baju
kayak gitu.” kata Marda antusias melihat Virga memakai baju kerja.
Lebay banget sih L
Biasa aja kali L
“Udah lah diem! Aku lagi ilfeel sama
dia.” kataku sedikit emosi.
Marda hanya senyum-senyum mendengarnya.
Aku
kembali fokus sama tugas makalah di depan mataku. Dan tiba-tiba saja, Virga
duduk tepat dibelakangku. Benar-benar cari masalah nih anak. Dari tadi aku udah
nahan-nahan emosi, dia malah makin mancing emosi L
“Kalo udah ada May, ya udah lah. Semua
pasti beres.” katanya.
Haha, aku tertawa mengejek dalam hati.
Pengen banget rasanya nonjok muka tuh anak saat itu juga. Emosi banget tau gak.
Beberapa
saat kemudian dia minta ijin pulang duluan tanpa mengerjakan apa pun. Lebih
baik dan sangat amat baik kalo dia gak dateng, gak ada guna!
Komentar
Posting Komentar