UJIAN
SEMESTER
Aku
dan teman-teman sekelasku sibuk membolak-balikkan halaman LKS. Bertanya-tanya
tentang kisi-kisi untuk menghadapi soal-soal ujian semester yang tinggal
menghitung hari. Tiba-tiba saja pintu terbuka, dan terlihat Virga berada
dibalik pintu tersebut berjalan memasuki kelas dengan sebuah buku Komtel di
tangannya. Dia kemudian menghentikan langkahnya di depan kelas menghadapkan
badannya ke arah kami yang masih sibuk dengan LKS.
“Eh semuanya! Dengerin!” ucap Virga
sedikit berteriak.
Kemudian kelas mendadak sunyi dan semua
pandangan terfokus pada Virga.
“Tadi, Bu Juni manggil aku ke ruangan
guru dan ngasih tau kunci jawaban soal-soal di Buku Komtel ini” ucap Virga
mengacungkan buku yang ada di tangannya.
“Mau ditulis di papan tulis atau
dibacain nih?” tawar Virga.
Semuanya berpikir sejenak, hingga satu
orang mengeluarkan argument nya.
“Baca aja Vir, biar cepet!” usul Frina.
“Jangan, tulis aja” bantah Ayma.
“Aduh, entar kalian itu pada sibuk tau.
Gak keliatan, gak keliatan” bantah Frina sambil menirukan gaya bicara teman nya
yang sering berkata seperti itu.
“Iya, tapi kalo dibacain nanti bakal
banyak yang nanya-nanya, apa? Apa?” kata Ayma gak mau kalah.
“Tapi kalo ditulis kalian juga pasti ribut,
yang tulisannya kekecillan lah, yang gak jelas lah.” Frina makin ngotot.
Ayma akhirnya menunjukkan wajah pasrah,
mungkin dia berpikir gak akan menang adu argument dengan temannya yang satu
ini.
“Ya udah, baca ajalah Vir” ucap Ayma
dengan nada bicara menyerah.
Rasanya geli sekali melihat mereka
beradu argument seperti itu, ada-ada saja. Sekilas, aku melihat wajah Virga
yang juga cukup heran melihat Ayma dan Frina yang sedang berdebat. Dia hanya
menaikkan kedua alisnya, namun tak berkata apa-apa. Mungkin dia berpikir
percuma juga melerai mereka, biarkan aja sampai mereka menemui kata sepakat.
Dan setelah kata itu terucap, dia kembali membuka mulutnya.
“Ya udah, diem aja dulu semuanya. Biar
gak nanya-nanya.” kata Virga dan kemudian membacakan kunci jawaban yang
dipegangnya.
#
Hari
ini adalah hari pertama ujian semester. Kelas kami dirombak habis dan kami juga
dibagi-bagi ke kelas lain menurut nomer absen. Karena nomer absen aku dan Virga
sangat jauh, aku dan Virga pun beda ruang ujian. Tapi ruangan dia gak jauh kok,
cuma dua langkah dari ruang ujian ku, dengan kata lain, ruangan kami
bersebelahan.
Sebelum
ujian dimulai, aku hanya duduk di kursi ku dan bingung mau ngapain. Sedangkan
teman-teman ku sibuk memegang buku dan membacanya. Aku gak tau harus ngapain,
tadi malam aku udah belajar dan sekarang aku hanya bawa tas yang isinya hanya
bolpoint dan kartu ujian ku saja. Aku pun akhirnya hanya sibuk memandang
teman-teman ku yang mondar-mandir kesana kemari dengan buku ditangannya. Dan
tiba-tiba Frina masuk ke ruang ujian ku kemudian segera menghampiriku sambil
membawa buku dan tersenyum manis ke arah ku. Setelah berada di samping mejaku,
dia membuka bukunya dan memperlihatkan padaku.
“Ini nih May, maksudnya gimana sih? Aku
lupa caranya.” ucap Frina dengan wajah memohon pada ku.
Kemudian aku pun menarik nafas perlahan
dan mulai menjelaskan apa yang ditanya oleh Frina. Dia kemudian tersenyum puas
tanda sudah mengerti.
“Oh iya ya, aku baru inget. Ya udah, aku
udah ngerti. Kalo gitu aku balik ke ruangan ku ya J
Thank you May J
Bye” ucapnya sambil menarik buku dari mejaku dan kemudian berlari kecil menuju
ruangan nya di sebelah.
#
Bel
pun berbunyi, aku sedikit lega. Tapi sedikit parno juga sih. Jangan-jangan
soal-soalnya susah-susah lagi L Pengawas ujian masuk ke ruangan dan kemudian
kami disuruh berdoa. Setelah itu, lembar jawaban serta soal dibagikan. Saat
soal dan lembar jawaban telah mendarat dimejaku. Aku benar-benar tidak sabar
untuk mengerjakan nya, namun pengawas mengintruksikan untuk mengisi lembar
jawaban terlebih dahulu baru membuka lembar soal. Aku sih menurut saja dan
segera mengisi lembar jawaban tersebut dengan nama, kelas, tanggal, juga bidang
study. Setelah selesai, aku langsung saja membuka lembar soal dan kemudian
tersenyum puas. Ternyata soalnya tidak sesulit yang ku bayangkan, gak sia-sia
aku belajar tadi malem, semua materi yang ku pelajari keluar semua.
Alhamdulillah J
Aku pun langsung menjawab soal-soal tersebut.
Semua teman-teman ku pada sibuk
lirik kanan, lirik kiri, menoleh ke belakang, ngintip-ngintip ke depan, ada
yang pake bahasa isyarat lah, ada yang bisik-bisik lah. Hmm, ada-ada aja sih.
Aku hanya mengelengkan kepalaku sesaat melihat tingkah teman-teman dan
kakak-kakak kelasku yang seruangan dengan kami. Kebiasaan menyontek emang udah
membudaya banget kayak nya di kalangan pelajar di Indonesia dan malah dianggap
hal yang wajar oleh kebanyakan orang. Ada-ada saja J Aku sih gak begitu tertarik untuk melakukan hal
itu, terlalu beresiko. Lagian aku kan udah belajar, percaya aja pada kemampuan
sendiri. Kalo gak tau jawabannya, tebak jingo aja keles, gitu aja kok repot.
Lagian apa untung nya dapet nilai bagus dari menyontek, toh itukan hasil dari
otak orang lain bukan kemampuan sendiri. Dan yang pasti lebih menyakitkan lagi
kalo nyontek terus jawabannya salah, pasti nyesek banget. So, just believe in yourself, it does not hurt too
right? Believe in the ability of yourself then
you will be able to respect yourself. How do people want to appreciate our own
if we have not been able to appreciate ourselves? Right? J
#
Akhirnya,
selesai juga nih soal aku jawab. Periksa lagi deh, biar gak ada yang keliru.
Aku pun mengangkat lembar jawaban ku tepat di depan wajah ku. Sambil sesekali
melihat lembar soal yang ada di atas mejaku. Aku mengangguk-angguk saat jawaban
yang kurasa sudah cukup tepat. Saat aku sedang sibuk memeriksa jawaban ku,
suara pengawas ujian sedikit mengagetkan ku.
“Bagi yang sudah selesai, bisa
mengumpulkan lembar jawaban dan lembar soalnya ke depan” intruksi pengawas.
Aku melanjutkan memeriksa jawaban ku
yang tinggal sedikit lagi. Setelah selesai, aku membereskan meja ujian ku. Aku
membawa bolpoint, kartu ujian, lembar jawaban serta soalnya dan kemudian
berjalan menuju meja pengawas. Saat berjalan, Ayma menggodaku.
“Beh, speedy si May. Taulah ya, yang
pinter, maen solo dia.” goda Ayma.
Aku hanya tersenyum menanggapi
ucapannya. Kemudian pengawas membalas ucapan Ayma.
“Ya iya dong. Maydi kan belajar, emang
nya Ayma.” ejek Pak Igan, pengawas yang juga guru bidang study TIK yang lumayan
easy going orang nya.
Ayma yang tidak terima diejek membalas
ucapan Pak Igan.
“Ikh, saya belajar ya Pak” kata Ayma.
Pak Igan hanya tersenyum dan aku
meletakkan lembar soal beserta lembar jawaban di atas meja pengawas. Aku
menyalim tangan Pak Igan dan kemudian keluar dari ruang ujian. Saat melangkah
kan kaki keluar ruangan, sekilas aku melihat ke dalam ruang ujian Virga yang
pintunya terbuka lebar. Sekilas aku melihat Virga yang sedang sibuk berpikir
dan focus dengan lembar soal di depannya. Kalo dia lagi serius gitu, wibawa nya
terpancar banget. Kayaknya setiap detil dari loe begitu menarik ya Vir untuk ku
lihat J
Ternyata
diluar sudah banyak yang keluar ruangan, aku kemudian duduk di salah satu kursi
di dekat ku. Septi tiba-tiba menghampiriku.
“May, minjem LKS Bahasa Indonesia lah”
pintanya.
“Sorry, aku gak bawa buku J”
ucap ku dengan wajah menyesal.
Dia mendesah pelan, “Hmm, tau deh yang
udah pinter” sindirnya.
“Bukan gitu, tadi malem aku udah
belajar, jadi males bawa-bawa buku buat belajar, entar malah ngeblank jadinya.”
aku membela diri.
“Ya udah, aku minjem sama yang lain aja
deh” ucapnya kemudian beranjak pergi dari ku.
Teman-temanku memang suka menyindirku
dengan nada bercanda seperti itu. Tapi aku seneng kok, itu kan artinya mereka
perhatian sama aku. Daripada dibenci mendingan disindir J
#
Setelah
menjalani ujian selama satu minggu, akhirnya nilai-nilai kami pun terpampang di
madding. Semua pada berebut untuk berada didepan papan tersebut, penasaran
dengan nilai-nilai mereka tidak terkecuali aku. Aku cukup puas dengan
nilai-nilai ujian yang ku dapat, hasilnya tidak mengecewakan walaupun ada satu
pelajaran yang gagal yaitu Ekonomi. Wah, kayaknya aku gak bakat nih dalam
bidang perekonomian J Aku pun mengikuti remedial Ekonomi
diruang yang telah ditentukan guru bidang study.
Virga
juga gagal dalam satu mata pelajaran, yaitu Kewirausahaan. Nah loh, gak bakat
dong dia jadi pengusaha J Tapi tenang, itu ternyata ada kesalahan
dalam pemeriksaan. Virga protes mati-matian sama guru bidang study tersebut
beradu argumentasi dan membawa buku LKS yang sudah pernah dibahas, dan usahanya
tidak sia-sia, akhirnya dia terbebas dari remedial. Virga, Virga J
Ada
sesuatu yang janggal dan membuat ku sedikit geli saat melihat daftar hasil
nilai ujian bidang study Akuntansi. Hampir 80% gagal dalam ujian tersebut. Anak
Jurusan Akuntansi, malah remedial akuntansi, nah loh gimana ceritanya tuh.
Jangan-jangan salah ambil jurusan kayak nya J Mereka pun
kemudian remedial di ruang kelas. Aku, Virga, Wika, Kurnia, Maman, dan Arfan,
kami ngumpet di belakang dan ngobrol-ngobrol disana. Abis, kalo keluar kelas
ngapain juga, temen-temen ku pada di dalam kelas lagi remedial mau ngobrol sama
siapa ? Virga sibuk dengan game di hp nya, sedangkan aku sibuk ngobrol dengan
Kurnia dengan suara yang cukup pelan.
#
Saat
ini kami semua dalam suasana class meeting yang cukup membosankan. Aku sedang
ngobrol-ngobrol dengan teman-teman ku sampai Pak Anwar kemudian memanggil aku
dan Frina untuk membantunya di kantor. Aku dan Frina pun hanya menurut dan
mengikuti Pak Anwar menuju kantor guru.
Selama
beberapa hari aku sering keluar masuk kantor untuk membantu Pak Anwar, dan
secara gak sengaja aku mengetahui peringkat teman-teman sekelas ku. Peringkat
pertama Virga, kedua Wika, ketiga aku, keempat Frina, dan kelima Virsya. Kaget?
Gak juga sih. Wajar banget kalo Virga menduduki peringkat pertama, dia punya
otak jenius gitu kok J Apa sih nilai minus dari loe Vir? Gak
ada, semua nya plus deh pokoknya J
#
Entah
kenapa, otak usilku malam ini berjalan dengan licik. Aku punya ide yang cukup
menggelitik. Yaitu, ngerjain Virga, si someone special ku yang very special J
Aku kemudian meraih ponselku dan mengetik sesuatu disana.
To: Virga
Vir, kamu dapet peringkat 10
Kemudian ku tekan menu send.
Beberapa saat
kemudian ponselku berdering tanda ada sms masuk. Pasti dari Virga, batinku. Segeraku raih benda
tersebut menatap ke arah layarnya dan benar saja dari Virga. Ku tekan menu
open.
From: Virga
Hah? Jadi yang peringkat pertama, kedua,
ketiga siapa?
Aku ketawa ngakak baca sms dari dia. Aku
gak bisa bayangin ekspresi mukanya kalo misalnya sekarang dia ada di depan ku,
pasti kocak banget. Ekspresi muka kaget dan bingung, kombinasi yang gokil J
Kemudian ku tekan menu replay dan mengetik sesuatu disana.
To: Virga
Peringkat pertama Frina, kedua Wika,
ketiga aku.
Ku tekan menu send, masih sambil tertawa
geli. Hingga kemudian ponselku berdering lagi dan langsung ku tekan menu open.
From: Virga
Owh, tapi kok aku jauh banget ya turunnya?
Aku bisa pastikan sekarang wajahnya lagi
bingung plus penasaran bingits J Jangan-jangan sekarang dia lagi
garuk-garuk kepalanya yang sama sekali gak gatal, atau ketok-ketok dagunya dan
ngeflashback mengingat-ngingat nilainya yang begitu memuaskan tapi kok bisa
dapet peringkat 10. Haha J Pasti mimik mukanya lucu abis. Kalo dia
ada di depan ku pasti aku cubit deh pipinya yang putih seperti salju itu J
Wait, would I dare to do so? I think it’s impossible J
Aku kemudian menekan menu replay dan
mengetik kata-kata kejujuran disana.
To: Virga
Haha :D Kena deh aku kerjain :p Kamu itu
peringkat 10 tapi nol nya dihapus J
Segera ku tekan menu send.
Beberapa saat kemudian ponselku
berdering, aku meraihnya dan ku tekan menu open.
From: Virga
Haha :D Sebenernya peringkat bagi aku
gak terlalu penting, yang terpenting sich raportnya gak ada yang merah J
Hmm, ada-ada aja nih anak. Apa dia
bilang? Gak penting? Tadi aja dia bilang kok turunnya jauh banget, rada-rada
nih anak. Akh ngantuk, iyain aja deh kata-kata professor hatiku ini biar dia
seneng J
Ku tekan menu replay dan mengetik,
To : Virga
Hehe J
Kemudian ku tekan menu send dan kemudian
menenggelamkan diriku dalam tidur yang nyenyak dan mimpi indah, semoga aja
ketemu Virga. Haha J
Komentar
Posting Komentar