Langsung ke konten utama

MAY LOVE SORY


PEMBAGIAN RAPORT

            Aku sekarang sedang berada disebuah ruang kelas anak SD. Jangan berpikir yang aneh-aneh! Aku diminta Kakak ku untuk mengambil raport keponakan ku. Sesaat kemudian, Kakak ku datang bersama keponakan ku yang satunya. Dia meminta ku untuk keluar ruang kelas tersebut, aku pun keluar dan dia masuk. Aku menunggu diluar bersama kedua keponakan ku diluar. Tidak begitu lama, Kakak ku pun keluar dengan membawa raport ditangannya dengan wajah merengut. Pasti nilai anak nya jelek, batin ku.

            Kami berempat pun pulang terlebih dahulu mengantar kedua keponakan itu ke rumah. Setelah itu, aku dan Kakak ku menuju ke sekolah ku. Pasti telat nih, batin ku. Saat aku tiba disana, sekolah udah rame banget. Aku dan Kakak ku segera menuju kelas ku yang berada di lantai dua. Kakak ku masuk ke dalam ruang kelas dan aku menunggu diluar bersama teman-teman ku.

            Setelah Kakak ku keluar membawa raport ku, kami pun berjalan menuju parkiran hingga tiba-tiba saja Arfan yang sedang bersama Ibunya menyapa ku.

“May! Wih, selamat ya J” ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Aku pun menyambut uluran tangannya. Sekilas ku lihat Ibunya tersenyum.

“Makasih” ucap ku.

“Eh, tadi kamu dipanggil Bu Fris. Katanya disuruh ambil piagam.” kata Arfan

Wajah ku berubah seketika dengan ekspresi heran.

“Serius?” tanya ku tak percaya.

“Iya” kata Arfan meyakinkan.

Aku kemudian menoleh ke arah Kakak ku.

“May ke atas bentar ya” ijin ku.

“Iya” jawab nya.

Aku kemudian menoleh kembali ke Arfan.

“Fan, thanks ya J” ucapku sambil melangkah kembali masuk ke dalam sekolah.

Arfan hanya tersenyum melihat ku.

            Setelah berlari-lari kecil, akhirnya aku sampai juga ke ruang TU. Disana telah ada Bu Fris yang sibuk mengerjakan Piagam. Aku pun berdiri di dekat Bu Fris.

“Kamu peringkat berapa?” tanya Bu Fris yang masih fokus dengan layar komputernya.

“Tiga Bu” jawab ku.

“Nilai rata-ratanya?” tanya Bu Fris.

“7,63” jawab ku.

Kemudian, Bu Fris memberikan tiga buah piagam. Pasti udah tau dong punya siapa aja J

“Kamu cari Pak Panja, minta tanda tangan nya. Terus cari juga Pak Kepala Sekolah dan minta tanda tangannya.Terus abis itu temuin Pak Anwar” perintah Bu Fris.

“Iya Bu.” jawab ku singkat.

            Aku keluar dari ruang TU dan segera ke ruang Kepala Sekolah, untung nya beliau ada di tempat. Dan tanpa babibu, beliau langsung menandatangani ketiga piagam tersebut. Setelah itu aku mengucapkan terima kasih dan keluar dari ruang tersebut dan mencari Pak Panja yang ternyata masih sibuk bagi raport di ruang kelas XI Accounting. Aduh, males banget masuk kesana, entar jadi pusat perhatian L Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu acara pembagian raport tersebut usai di luar ruang kelas XI Accounting.

            Saat sedang menunggu diluar, ada seorang Ibu disampingku. Dia tersenyum melihatku, aku pun membalas senyum nya yang tulus itu.

“Kamu, temennya Virga sama Wika ya?” tanya Ibu tersebut.

Seketika aku heran mendengar pertanyaan Ibu tersebut. Kok Ibu ini kenal Wika sama Virga? Ah, mungkin beliau Ibunya Virga dan Wika, mungkin saja. Wait, apa tadi? Ibunya Virga? Aku ketemu Ibunya Virga J Really? It’s not dream, right? No, it’s real J Wow J Ketemu camer, haha J Mimpi banget, emang nya Virga mau sama aku J Ups, kok jadi asik sendiri? Aku pun kemudian menjawab pertanyaan Ibunya Virga.

“Iya Tante J” ucap ku sopan.

“Tadi Virga ke atas” kata Ibunya Virga.

“Oh gitu ya Tante, saya disuruh Bu Fris minta tanda tangan Pak Panja dulu baru nanti ke atas. Tapi Pak Panja nya lagi sibuk bagi raport di kelas itu” kata ku sambil menunjuk ke kelas XI Accounting.

“Oh gitu J” kata Ibunya Virga.

Aku pun membalasnya dengan senyum.

            Tiba-tiba saja Bu Fris menyapaku.

“Lho May? Udah minta tanda tangannya?” tanya Bu Fris.

“Sama Pak Kepala Sekolah udah Bu, tapi sama Pak Panja belum. Pak Panja nya lagi sibuk di kelas XI Accounting.” jawabku.

“Ya ampun, ya udah, sini, biar Ibu aja yang mintain tanda tangannya.” kata Bu Fris dan kemudian mengambil piagam yang ada ditangan ku. Aku kemudian tersenyum pada Ibunya Virga dan mengikuti Bu Fris ke kelas XI Accounting.

            Setelah mendapatkan tanda tangan Pak Panja, aku bergegas ke ruang guru untuk menemui Pak Anwar. Saat sudah berada di ruang guru dan berhasil menemukan Pak Anwar, aku menyerahkan ketiga piagam tersebut sama Pak Anwar. Dan ternyata disana juga ada Virga.

“Lho, kok dikasih sama saya?” tanya Pak Anwar heran.

“Bu Fris yang nyuruh Pak.” jawabku polos.

“Ini kan udah ditanda tangani sama Kepala Sekolah sama Waka Kurikulum juga, ya udah, ini buat kalian.” kata Pak Anwar memberikan piagam tersebut sama aku dan juga Virga.

Aku pun menerimanya begitu juga Virga. Setelah pamit, kami berdua keluar dari ruang tersebut.

“Selamet ya J” ucapku padanya.

“Makasih J” balas nya.

Kami pun berjalan beriringan.

            Vir, dua minggu lho aku gak akan liat kamu. Apa aku sanggup Vir? J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s