ACCOUNTING
DAYS
Pak
Panja masuk ke dalam ruang kelas kami dengan membawa laptop di tangan nya.
Setelah beliau duduk di kursi, beliau memandang ke arah kami semua.
“Bagaimana tugas kalian? Sudah selesai?”
tanya Pak Panja.
“Belum Pak.” jawab teman-teman ku
terkecuali aku.
Tugas ku kan udah selesai, jadi bisa
nyantai deh J
“Ya sudah, yang belum selesai, cepat
selesaikan!” perintah Pak Panja.
“Iya Pak” jawab mereka.
Teman
sebangku ku meminjam buku tugas Akuntansi ku, biasa copy paste J
Kemudian, Frina yang duduk dibelakangku memanggil ku.
“May!” panggil Frina.
Aku pun menoleh ke arahnya.
“Akuntansimu udah selesai?” tanya nya.
“Udah” jawabku mantap.
“Minjem J” pinta Frina.
“Tuh, sama Riana.” ucapku sambil
mengarahkan telunjukku pada buku yang dipegang Riana yang merupakan buku
milikku yang dipinjamnya.
“Kamu duduk di tempat aku ya, please J
Biar aku bisa ngerjain bareng Riana J” pinta Frina.
Aku pun setuju dan bertukar tempat duduk
dengan Frina.
Saat
aku duduk di kursi Frina, Virga memanggilku.
“May!” panggilnya.
Aku pun menoleh ke arahnya dengan wajah
bingung.
“Udah selesai ya tugasnya?” tanya Virga.
“Udah” jawabku.
“Wihh, mantap lah ya J”
ejeknya.
“Iya dong.” balasku.
Virga pun melanjutkan untuk mengerjakan
tugasnya. Disampingnya ada Ratna yang sedang membaca novel Surat Kecil Untuk
Tuhan milikku yang beberapa hari ini jadi piala bergilir buat temen-temen
cewekku. Udah tau dong ceritanya? Itu lho yang tentang anak remaja berjuang
melawan kanker Rabdomiosarkoma J Dia kayaknya serius banget bacanya,
sampe gak peduli sama tugas akuntansinya. Dasar J
Aku
pun terdiam sesaat karena gak tau apa yang mau aku kerjakan. Tugas udah
selesai, mau ngobrol, temen-temen ku pada sibuk ngerjain tugas. Hmm, bête L
Tiba-tiba saja, Ratna memanggilku.
“Emang si Keke ini kenapa sih May?”
tanya Ratna tiba-tiba.
“Dia kena kanker jaringan lunak gitu,
jadi pipinya bengkak. Aku sih salut sama Bapaknya, dia rela keliling Inddonesia
cuman buat ngobatin anaknya. Sampe uangnya mau abis.” jelasku pada Ratna.
“Oh, tapi dia akhirnya sembuh?” tanya
Ratna lagi.
“Pas dikemotrapi pertama itu sih sembuh,
tapi kankernya balik lagi dan gak bisa diobatin.” jelasku.
“Kasian ya” kata Ratna.
Tiba-tiba saja Virga penasaran dengan
obrolan aku dan Ratna. Ternyata dia nguping toh J
“Siapa sih?” tanya Virga penasaran.
“Ini lho Vir, si Keke, dia kena penyakit
kanker, bapaknya udah keliling nyari obat buat dia sampe uangnya mau abis.”
jelas Ratna.
“Makanya, ikut asuransi dong.” kata
Virga.
Mulai deh jayusnya L
Mentang-mentang dia kerja diasuransi, asuransi aja yang ada dalam pikirannya L
“Yee, dasar” kata Ratna kesel.
Kemudian, tiba-tiba Arfan juga ikut
nimbrung.
“Eh May, emang bener ya kalo kiamat itu
nanti manusia kayak ilalang yang ditiup angin?” tanya Arfan.
Aduh, nih anak, emang aku ustadzah apa? L
“Iya, terus nanti yang di dalam kubur
dibangkitkan.” Jawabku.
“Emang kapan sih kiamat?” sela Virga.
“Manalah aku tau” jawabku.
Obrolan kami pun berlanjut dan semakin
seru, sampai aku melihat buku dibawah tangan Virga. Nih anak kayaknya lupa sama
tugasnya, aku usilin akh.
“Eh, dasar lah si Virga ini, kerjain tuh
Akuntansi kamu! Malah ikutan ngobrol. Aku gangguin nih.” kata ku
menggeser-geser buku tugas Virga.
“Ekh.” kata Virga kesel.
“Ciee May.” ejek Arfan.
“Apa sih L” kataku keki ke
Arfan.
Kemudian Frina memanggilku.
“May, tukeran J”
pintanya.
“Aku udah PW tau disini L”
kataku pada Frina.
Dan dengan berat hati, aku pun pindah
kembali ke kursi ku.
#
Pak
Panja memasuki ruang kelas kami seperti biasa dengan laptop ditangannya.
Langsung saja beliau duduk di kursi dan meletakkan laptop di atas meja kemudian
menatap kami semua.
“Udah selesai tugas kalian?” tanya Pak
Panja.
“Belum Pak.” jawab teman-teman ku.
Aku hanya tersenyum mendengarnya, dan
seperti biasanya, tugas ku udah selesai J
“Ya sudah, cepat selesaikan tugas
kalian!” perintah Pak Panja.
Mereka pun sibuk menyelesaikan tugas.
Virga
tiba-tiba saja maju ke depan membawa buku tugasnya ke arah Pak Panja. Mungkin
ada hal yang menurutnya janggal. Aku memperhatikannya yang sedang berbicara
dengan Pak Panja. Setelah perbincangan mereka selesai, Virga berbalik arah dan
tersenyum padaku. Hmm, curiga nih J
Virga
kemudian menghampiriku.
“May, akun kamu balance?” tanya Virga
padaku.
“Balance kok.” Jawabku.
Tiba-tiba dia menggaruk kepalanya yang
sepertinya gak gatal. Aku hanya menatapnya dengan heran.
“Kok punya aku gak balance ya? Tadi kata
Bapak, suruh cek satu-satu.” kata Virga.
“Ya udah, cek aja.”kata ku polos.
“Bantuin ya J”
pinta Virga dengan senyumnya yang maut itu.
Apa sih yang enggak buat seorang Virga?
Apa pun aku lakuin deh J Dia suruh aku manjat gunung pun bakal
aku lakuin kok, serius J Haha J
“Ok.” kata ku setuju.
Virga tersenyum lega.
“Ada pencil gak?” tanya Virga.
Apa kata dia tadi? Pencil? Dia mau
pinjem pencil aku? Berarti, pencil aku bakal dipegang dia. Really? Wow J
Aku
mengubah ekspresi wajahku dengan ekspresi kesel.
“Ekh, dasar! Udah minta bantuin ngecek,
pinjem pencil lagi.” ejek ku padanya.
Virga pun tertawa lepas mendengar
ejekkan ku. Kemudian dia menarik sebuah kursi dan meletakkannya di dekat
mejaku. Dia meletakkan bukunya di atas mejaku. Kami pun mulai memeriksa
tugasnya, diawali dari transaksi dan seterusnya. Yang bikin aku sedikit keki,
nama toko disoal itu adalah ‘Toko Sayang’. Ya ampun, aku sampai terjebak
sendiri setiap nyebut nama toko itu dan manis banget nyebutnya. Yah anggap aja
aku lagi manggil Virga dengan sebutan ‘sayang’, walaupun secara gak langsung J
Saat
bel tanda pulang berbunyi, aku dan Virga belum selesai cek tugasnya. Tapi, dia
harus pulang karena dia kan kerja J Saat berada di
depan pintu, dia memanggil ku.
“May, besok bawa akuntansi ya! Kita cek
lagi, ok J”
kata Virga.
“Ok J” kata ku.
Tau gak, hatiku rasanya girang banget.
Rasanya tuh, kayak Virga bilang ‘May, besok kita ngedate ya’. Sumpah, seneng
banget J
Oh my God! Pencilku masih sama dia. Dasar Virga pelupa! Tapi gak papa deh,
besok kan ketemu lagi J
#
Dari
tadi pagi, aku nungguin Virga deket jendela seperti biasanya. Tapi, batang
hidungnya pun gak keliatan. Kayaknya nih anak gak bakal dateng deh. Soalnya
mustahil banget dia dateng hari Sabtu L
Dan
benar saja, sampai jam 11 siang aku nungguin dia, dia juga gak muncul. Aku pun
beranjak dari jendela dan membaur bersama teman-temanku yang lain diluar kelas.
Dan saat aku kembali lagi ke dalam kelas, aku melihat Frina sedang duduk
sendiri di dekat jendela. Aku jadi penasaran, gak biasanya dia seperti itu. Aku
pun menghampirinya. Saat aku telah berada cukup dekat dengannya, aku melihat
pipinya basah dan dari sudut matanya mengalir butir-butiran bening. Dia kenapa
ya? Pasti lagi ada masalah deh.
“Frina, kamu kenapa? Kok nangis? Kamu
kenapa?” tanya ku hati-hati.
“Gak papa” jawabnya datar.
“Ya udah deh kalo gak mau cerita. Jangan
sedih lagi ya J”
ucapku sedikit menghiburnya.
Aku kemudian duduk di salah satu kursi
yang gak begitu jauh darinya. Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk
menulis kelanjutan cerita yang telah ku tulis di binder kesayangan ku itu. Aku
mengeluarkannya dari dalam tas dan meletakkannya diatas meja. Aku pun mulai
menulis dan berimajinasi. Sebenernya sih, binder ini bukan cuma buat ngarang
cerita tapi juga merangkap sebagai buku diary ku. Nekat ya aku bawa buku diary
ke sekolah? Mana ada curahan isi hatiku ke Virga lagi. Kalo ada yang baca,
runyam deh urusannya. J
Aku
mulai larut dengan imajinasiku, sampai aku tidak menyadari Frina berdiri di
dekatku dan kemudian menarik binder ku dan membawanya kabur.
“Frina balikin!” pintaku memohon padanya
dengan wajah cemas.
“Emang kenapa sih? Aku kan cuma mau baca
doang kok.” kata Frina membela diri.
“Ikh jangan, disitu ada hal penting.
Please balikin.” aku memohon.
Namun, usaha ku sia-sia, Frina tetap
tidak mau mengembalikan binder itu padaku dan malah asik membacanya. Akh,
mungkin ini saatnya rahasia itu untuk terbongkar, batinku L
Tiba-tiba
saja tawa Frina pecah, padahal baru aja tadi dia nangis. Sekarang malah
ketawa-ketawa. Pasti dia baca curhatan aku tentang Virga deh L
“Ya ampun May :D” kata dia disela-sela
ketawanya.
“Frina, please balikin.” aku memohon
dengan wajah memelas.
Namun, tetap saja dia tidak menghiraukan
ku dan malah terus asik membaca. Hingga Marda kemudian masuk ke dalam kelas.
Nambah deh penderitaan ku L Marda langsung saja menghampiri Frina
yang sedang sibuk membaca sambil ketawa-ketawa.
“Kenapa Rin?” tanya Marda penasaran.
“Coba baca deh” kata Frina menunjukkan
binder milikku.
Marda pun kemudian membacanya dan
tawanya pecah seketika.
“Cieeeeeeee May J”
ejeknya sambil ketawa lepas.
Puas-puassin deh kalian ketawa L
“Ikh, apalah kalian ini L”
ucapku kesal.
Namun mereka tidak memperdulikannya dan
makin asik tertawa.
“Ya ampun May, kenapa kamu gak bilang
sih? Aku kan bisa nyomblangin kamu sama dia.” usul Frina.
“Nyomblangin apaan?” ucapku kesal.
Mereka masih saja tertawa.
“Ya ampun May, kok bisa sih? Tapi cocok
kok, sama-sama pinter J” Marda memberikan argumentasinya, heh L
“Udah akh, kalian ini L
Aku malu tau L”
ucapku semakin kesal.
Mereka malah kembali tertawa dengan
lepas. Hmm, suka-suka kalian deh L Aku pun hanya
bisa pasrah melihat mereka menertawakan ku. Apanya yang lucu sih? Aku kan cuma
mencintai Virga? Emang aneh ya kalo aku jatuh cinta sama Virga? Menurut aku
sih, wajar-wajar aja, aku kan juga manusia yang bisa mencintai seseorang juga J
#
Aku
sedang berada di dalam ruangan kelas ku, ya benar ini kelasku. Tapi kok agak
gelap gini ya, dan teman-temanku pada kemana semua? Kok kelas jadi sepi gini.
Tiba-aku mendengar seseorang sedang menyanyi di kelas sebelah.
cheoeumbuteo
neukkyeotjyo
naneun geudaeege
ppajyeobeoryeotjyo sarangeul hage doengeojyo
geudaereul bol ttaemada nae maeum sumgigi eoryeowosseoyo
geudaereul bol ttaemada nae maeum sumgigi eoryeowosseoyo
hangsang pyohyeonhago
sipeonneunde
naegen yoksimingayo
geudael saranghaneunge geureokedo himdeungeongayo
eonjena geudae nan
wonhago itjyo hoksirado urin saranghal su eomnayo
himdeulgetjiman nan geudael wihae chamayaman hagetjyo nan geudaemaneul saranghaeyo
himdeulgetjiman nan geudael wihae chamayaman hagetjyo nan geudaemaneul saranghaeyo
ijen bol su eopgetjyo
naega tteonagaya hal isigani dagawasseoyo
eonjena geudae nan
wonhago itjyo hoksirado urin saranghal su eomnayo
himdeulgetjiman nan geudael wihae chamayaman hagetjyo nan geudaemaneul saranghaeyo
jamsidonganirado
hamkkehago sipeunde u~
eonjena geudae nan
wonhago itjyo hoksirado urin saranghal su eomnayo
himdeulgetjiman geudael wihae chamayaman hagetjyo nan geudaemaneul saranghaeyo
u~ nan geudaemaneul saranghaeyo
himdeulgetjiman geudael wihae chamayaman hagetjyo nan geudaemaneul saranghaeyo
u~ nan geudaemaneul saranghaeyo
(Confession, by Kim Bum)
Aku tau suara itu, itu suara Virga.
Virga nyanyi lagu korea? Sejak kapan dia suka nyanyi? Dan sejak kapan juga dia
suka lagu korea? Mana suaranya merdu banget lagi, terus bahasa koreanya juga
fasih, sangat fasih malah. Dia kan orang China bukan orang Korea, aneh.
Tunggu,
bunyi apa itu? Aku kemudian membuka mataku. Ya ampun, jadi tadi cuma mimpi.
Pantesan aneh banget L Mimpi yang aneh, tapi so sweet sih.
Seandainya Virga nyanyi di depan ku J I hope J
Komentar
Posting Komentar