FILM
SKUT
Hari
ini pembagian raport untuk semester 2, aku berhasil mendapatkan peringkat
pertama. Rasanya aku masih belum percaya. Dengan hati yang porak poranda, aku
bisa mendapatkan peringkat tersebut menggantikan posisinya J
Aku bisa Vir bertahan tanpa kamu, aku bisa J Meskipun
rasanya agak perih J
Aku
menghubungi Mama ku melalui ponselku, beliau sangat antusias dan terdengar
gembira. Aku pun ikut senang mendengarnya.
“Wah, hebat anak Mama bisa dapet
rangking 1. Terus, teman kamu yang Chinese itu rangking berapa?” tanya Mama ku.
Jleb. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba
merayapiku. Kenapa Mama menanyakan dia? Aku pun kemudian menjawab pertanyaan
Mama ku.
“Dia udah keluar Ma.” jawabku dengan
nada lemah.
“Dia keluar? Pindah sekolah atau
gimana?” tanya Mama ku penasaran dan sedikit shock.
“May juga gak tau Ma” kata jawabku
menyesal.
Ya, aku sama sekali gak tau keadaan dia
sekarang. Apakah dia masih anak putih abu-abu atau telah menjadi sosok yang
menjadi orang dewasa. Entahlah. Aku sama sekali tidak mengetahuinya. Dia sama
sekali tidak memberitahuku. Jangankan memberitahu, membalas sms ku aja dia udah
tidak pernah lagi. Mungkin dia sibuk, sibuk dengan dunia barunya dan telah lupa
pernah mengenalku. Maybe J
#
Sebenernya,
aku masih dalam suasana liburan. Tapi, aku terlalu bosan dirumah dan nekat ikut
Frina yang hari ini akan pergi ke sekolah untuk memberi pengarahan pada siswa
dan siswi baru. Setibanya disana, jelas saja aku seperti anak hilang. Tapi,
seenggaknya aku bisa sedikit membantu disana J
Tadi,
aku sempat shock saat melihat seseorang di depan ku. Aku melihatnya. Tapi, saat
aku benar-benar memperhatikannya, ternyata itu adalah calon adik kelas ku yang
mengikuti MOS hari ini. Lumayan mirip sih sama dia J
Tapi tetap saja mereka berbeda J Begitu juga perasaan ku yang berbeda
saat melihatnya J
#
Hari
ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu, begitu juga dengan teman-teman ku. Hari
ini kami janjian buat nonton bareng sebuah film yang diangkat dari sebuah novel
karya Agnes Davonar yang berjudul Surat Kecil Untuk Tuhan yang sering disingkat
SKUT. Kami udah lama banget nunggu-nunggu film ini tayang di bioskop. Soalnya
penasaran banget. Padahal udah pada baca novelnya tuh, tapi tetep aja penasaran
sama filmnya. Biasanya kan cerita di film sama novel ada perbedaan. Dan biasanya
juga, lebih menarik cerita novelnya dibanding film J
Tapi tetep aja, namanya juga penasaran J
Sebelum
filmnya tayang, aku udah pernah liat trailernya sih di youtube dan kayaknya
seru gitu. Jujur nih ya, awalnya aku excited banget pengen nonton film ini
karena Esa main di film tersebut. Dan aku awalnya gak tau sama sekali kalo film
itu diangkat dari sebuah novel dan merupakan kisah nyata juga. Hingga suatu
saat si Fadhi bawa novel yang sama dengan judul film yang bakal dibintangi Esa
itu. Dia sih bilang nya itu novel temen Kakaknya. Nah, aku niat banget tuh
nyari tuh novel di toko buku, keliling deh pokoknya. Tapi kayaknya udah gak ada
lagi, hingga akhirnya aku fotocopy tuh novel saking pengen nya punya novel itu.
Alhasil, novel tersebut seperti buku pelajaran yang di fotocopy. Jadi,
temen-temen aku tuh pada punya otak licik lah. Kalo lagi belajar gitu, mereka
malah baca novel ku yang mirip buku pelajaran tersebut dan untung nya guru-guru
juga nganggep itu buku pelajaran. Sumpah gokil banget. Salah satu temen ku juga
pernah bawa buku tersebut ke rumah dan saat dia baca buku tersebut Mamanya
dengan sangat yakin mengira dia sedang sibuk belajar. Ok banget deh kalo soal
kayak gitu J
Yah, langsung aja deh tuh novel jadi piala bergilir di kelas J
Kalo
inget novel itu sih, aku jadi inget waktu Melly baca tuh novel disamping Virga.
Yah, salah satu kenangan manisku bersamanya J Oh ya, tadi
sebelum aku berangkat ke bioskop, aku liat Esa ada di Dahsyat lagi promo Film
SKUT sambil nyanyi single terbarunya yang menjadi soundtrack film tersebut.
Saking excitednya, aku langsung pasang NSP nya. Padahal kan aku gak bakal bisa
dengerin ya? Namanya juga NSP, yang denger kan orang yang nelpon kita. Sempet
merasa bego juga sih waktu itu, hehe. J Tapi gak papa
deh, itung-itung sebagai bukti kalo aku ini salah satu fans nya Esa J
Aku
pergi ke bioskop dengan anak Kakak ku. Saat tiba di bioskop aku langsung ketemu
sama Fitri, salah satu fans Esa juga. Tapi kayaknya dia lebih fanatic daripada
aku, soalnya dia berharap banget jadi pacarnya si Esa dan kata dia nih ya, kalo
gak sama Esa minimal sama cowok yang lumayan mirip lah sama Esa. Biar gak
terlalu nyesel katanya. Ada-ada aja J Kalo aku sih,
daripada ngarepin Esa mending ngarepin Virga. Bagusan dia kemana-mana. Coba aja
deh kalian pikir ya, aku sih juga baru kepikiran kemaren-kemaren. Esa kan seleb
tuh, pasti tiap hari dia ketemu cewek dong dan yang pastinya juga cantik-cantik
banget dan bukan cewek biasa juga. Terus dia juga sering adegan pegang-pegangan
tangan sama cewek lawan mainnya, peluk-pelukkan, dan bahkan kissing. Kalo aku,
misalnya nih ya, jadi ceweknya, apa gak banting hati tiap hari liat cowok
sendiri kayak gitu. Ampun deh L Mending sama cowok biasa aja, aman cuy J
Kemudian,
aku, Fitri dan juga keponakan ku masuk ke gedung bioskop dan langsung saja
bertemu sama Frina yang juga membawa keponakannya. Cakep dah, pas banget.
Ponakan ku jadi punya temen, jadi dia gak bakal gangguin aku nonton nanti.
Langsung saja deh tuh dua bocah akrab dan jalan kesana-kemari ngelilingin
bioskop. Frina kemudian menghampiri teman-teman ku yang lain. Sedangkan aku
tetap menemani Fitri, karena cuma dia yang anak jurusan perhotelan. Sedangkan
aku dan teman-teman ku kan anak jurusan akuntansi. Tapi ada juga sih beberapa
anak jurusan IT. Dan salah satu dari anak IT itu ada yang ditaksir sama Fitri.
Dia sendiri juga sih yang ngaku. Katanya sih, menurut dia tuh cowok mirip Esa.
Saat itu, aku hanya mengangkat kedua alis ku. Mirip Esa? Jauh banget kali,
batinku J
Aku juga mengatakan rahasiaku yang menyukai Virga, dia langsung tersenyum dan
bilang, “Ternyata May sukanya cowok pinter ya J Tapi cocok kok,
sama-sama pinter.” katanya beragumen bebas. Mau cocok kek, mau enggak kek, mau
sama-sama pinter, mau sama-sama bego, percuma juga. Toh, sekarang kami udah
kepisah juga L
Pintu
studio udah kebuka, tapi kami semua gak bisa masuk karena tiketnya dibawa sama
si Zia. Memang deh anak itu. L Katanya sih dia lagi cari cemilan.
Ada-ada aja deh L Setelah kami menunggu beberapa saat, dia
pun muncul dengan nafas ngos-ngossan. Dan kami langsung mengikutinya memasuki
pintu studio. Saat di depan pintu studio tersebut, Mba-mba yang jaga sontak
saja mengangkat kedua alisnya karena tiket kami adalah tiket terpanjang yang
dilihatnya. Yah, namanya juga nonton bareng J
Film
pun dimulai, langsung saja si Esa muncul di layar lebar tersebut. Dan Fitri pun
mulai memuji-mujinya.
“Ikh, Esa makin cakep aja ya J”
serunya sambil tetap menatap layar lebar tersebut.
Yah, namanya juga seleb, kalo jelek mah
dia gak jadi seleb, tapi jadi pelawak. Eh, seleb sama pelawak sama aja kan ya?
Hehe J
Semua
orang yang ada di bioskop tersebut mulai larut mengikuti alur film dan
kadang-kadang ada yang sudah meneteskan air mata saking sedihnya. Aku juga
sempat menangis saat adegan tokoh Fahda yang memotong rambutnya untuk Keke yang
bilang kalo rambutnya hampir habis. Dan temannya yang lain juga mengikuti apa
yang dilakukan oleh Fahda. Miris banget liatnya L Tapi, yang
membuatku kesel adalah ocehan ponakan aku dan juga ponakannya Frina yang duduk
tepat di depan ku. Dia memperhatikan setiap orang dan mengejek siapa saja yang
dilihatnya menangis. Sumpah deh, nyesel banget ngajak nih anak ke bioskop. Malu
euy L
Semua
penonton dibioskop pun semakin fokus dan semakin tegang saat penyakit Keke
semakin parah. Dan ketika dia merangkak keluar dari kamarnya karena kakinya
sudah semakin lemah dan rambutnya tak ada lagi tersisa. Tiba-tiba kami
dikejutkan oleh sebuah suara.
“Haha tuyul!” seru suara tersebut.
Dan kalian tau suara itu darimana
sumbernya? Sumpah, muka ku merah padam saat itu saking malunya. Untung nya sih
orang-orang di bioskop pada gak tau kalo suara itu adalah suara keponakan ku.
Sumpah deh nih anak nyebelin banget. Dan untung nya gak ada penonton yang
anarkis, mereka hanya menertawakan apa yang dikatakan keponakan ku. Ampun deh L
Akhirnya,
film itu pun selesai dengan tokoh Keke yang meninggal di akhir cerita. Good job
deh buat produser, sutradara, para kru, dan semua pemain. Sebuah film yang
bernilai moral tinggi dan mendidik banget. Yah, walaupun gak terlalu mirip sama
novel. Tapi, it’s okey lah J Keren kok filmnya J
Sukses deh buat Esa, tetap berkarya J Sosok yang
diperankannya sebagai seorang Andi kekasih dari Keke. Seorang cowok yang sangat
setia sama kekasihnya dan memiliki cinta yang sangat tulus. Beruntung banget
deh pokoknya jadi seorang Keke yang dicintai oleh seorang Andi. Tapi, tetap
aja, buat apa punya pacar perfect tapi ujung-ujungnya berpisah juga. Toh, tetep
nyesek juga kan. J Tapi kan seenggaknya dia punya kenangan
terindah bersama cowok tersebut dan bisa membawa kenangan itu ke alam sana.
Alam keabadian J
Komentar
Posting Komentar