Langsung ke konten utama

MAY LOVE STORY


DIA SAKIT

            Seperti biasanya, aku standby di duduk di dekat jendela untuk menunggu kedatangan Virga. Dan hari ini aku harus menelan pil kecewa, karena Virga gak masuk. Kata Arfan sih dia ijin gitu ada urusan. Entah deh urusan apaan. Yang penting cukup hari ini dia gak masuk. Aku kesepian banget L Padahal kan banyak orang ya di kelas? Yah, mau gimana lagi, orang yang sepi hati aku J

            Abis maghrib aku sms dia.

To: Virga

Vir, kok tadi gak masuk?

 

From: Virga

Iya, tadi ada urusan keluarga gitu. Eh, ada tugas gak tadi?

 

To:Virga

Gak ada sih, cuma catatan doang. Besok masuk?

 

From: Virga

Iya. Aku minjem catatan kamu ya J

 

To: Virga

Ok. Ge dimana?

From: Virga

Di jalan, abis pulang kerja.

To: Virga

Ya ampun, bahaya banget sms an sambil bawa motor. Ya udah deh, hati-hati ya J

 

            Tuh anak, bikin aku sport jantung aja. Bukannya bilang lagi bawa motor. Mungkin dia trauma kali ya gara-gara kejadian waktu itu, entah lah.

#

            Hari ini tas ku terasa lebih berat karena aku bawa buku catatan pelajaran kemaren buat Virga. Khusus buat dia. Baik kan aku? Saking sayang nya sama dia, gak peduli bahuku bakal sepegel apa nantinya. Awas aja kalo dia gak masuk lagi hari ini L

            Dan, Virga gak masuk lagi L Wika bilang dia sakit. Ya ampun Vir, kamu sakit apa? Gimana keadaan kamu sekarang? Semoga baik-baik aja deh J I hope J

            Malam nya aku sms dia.

To: Virga

Kamu lagi sakit ya Vir? Ya udah, cepet sembuh ya J

 

Namun, Virga sama sekali gak balas sms aku. Aku sama sekali gak kesel sih, mungkin aja dia lagi istirahat J

#

            Hari ini, Virga lagi-lagi gak masuk. Muka ku pun makin murung dan makin bête aja L Dan secara gak sengaja aku denger obrolan teman-teman ku yang duduk tepat di depan ku. Saat itu aku pura-pura fokus buat baca buku.

“Eh, katanya Virga mau keluar lho.” kata Maman.

“Yang bener? Tapi Wika gak ikut keluar kan?” tanya Septi.

“Gak tau juga, kayaknya sih dua-duanya.” jawab Maman.

“Mereka keluar, pindah sekolah atau berhenti sekolah?” tanya Juni.

“Nah itu dia, aku juga gak tau.” jawab Maman.

Sontak saja mataku membulat dan jantung ku seakan berhenti berdetak untuk sesaat. Kabar macam apa ini? Bukan ini yang mau aku dengar untuk saat ini. Bukan ini yang ingin aku ketahui. Bukan, bukan ini L Hatiku terasa perih, mataku berusaha sekeras mungkin untuk menahan air mata yang bisa tumpah kapan saja. L

            Bel istirahat berbunyi dengan kencang. Teman-teman ku semangat untuk segera keluar dari kelas. Aku masih sangat lemes setelah mendengar kabar yang bagai petir di siang bolong itu. Masih nyesek banget rasanya L Aku hanya termenung di kursi ku sambil menahan air mata di pelipis mataku.

            Frina berjalan ke arah ku dengan riang. Semakin mendekat dengan ku langkah nya menjadi melambat, dan dengan hati-hati dia menyapa ku.

“May” sapanya.

“Hmm” aku menoleh ke arahnya.

“Are you okey?” tanya nya khawatir.

J” aku memaksakan seulas senyum di wajah ku.

Frina pun membalas senyum ku. Tapi dia pasti tau aku lagi gak baik-baik aja. Ya, dia pasti tau itu.

“Kantin yuk! Marda udah disana duluan tadi. Yuk!” ajaknya.

Aku pun mengikutinya menuju kantin.

            Frina dan Marda makan dengan lahap, sedang kan aku seperti orang yang kehilangan nafsu makan. Seperti pasien rumah sakit yang bosan melihat makanan rumah sakit yang tawar. Frina dan Marda saling menatap. Marda menatap Frina dengan tatapan penuh tanya, seperti bahasa isyarat menanyakan sesuatu hal, ya tentu saja aku. Kemudian Frina mengangkat kedua bahunya, tanda dia tidak tau apa-apa. Mereka heran dengan tingkah ku hari ini.

“May” sapa Marda.

Aku menoleh ke arahnya.

“Ada apa?” tanya nya dengan pandangan penuh kepedulian.

Aku menarik nafas ku perlahan.

“Soal Virga?” tebaknya.

Aku mengangguk lemas.

“Aku tadi denger dari Maman, kalo Virga mau keluar dari sekolah.” kata ku sambil menahan tangis.

“Sebenarnya, kami udah sering denger itu dari mulut Virga. Dan kami hanya beranggapan itu hanya bercanda. Kamu tau kan Virga orang nya gimana?” Marda meminta pendapat ku.

Aku hanya mengangguk.

“Tapi, kami gak tau kalo itu serius.” tambah Frina.

“Sebenernya dia sakit apa sih?” tanya ku.

“Kata Wika sih, dia sakit tulang belakang. Kamu inget gak, waktu hari terakhir dia masuk? Yang kita pulang cepet itu lho, yang pas aku sama yang lain lagi ngerjain Riana.” tanya Frina.

Aku mengangguk pelan.

“Pas itu, aku udah liat matanya merah terus dia juga gak banyak ngomong kan hari itu.” kata Frina.

Ya, itu benar. Virga emang terlihat agak beda hari itu. Namun, dia bisa menyembunyikannya dibalik senyum manisnya itu.

“Emang sakitnya parah ya?” tanya ku.

“Katanya sih, sampe gak bisa duduk.” jawab Marda.

Astaghfirullah hal’azim! Separah itu?

“Kita jenguk dia yuk!”ajakku.

Frina dan Marda saling berpandangan tajam.

“Hmm, May. Kan Virga orang Chinese tuh, aku gak begitu biasa berkunjung ke rumah orang Chinese. Terus aku juga gak begitu hafal jalan ke rumahnya. Gimana kalo kita ajak Arfan?” Frina mengusulkan.

“Terserah deh.” kata ku.

“Tapi, kita jenguknya hari Jumat aja ya? Kan entar kita pulang nya cepet kalo hari Jumat.” kata Marda.

“Iya.” jawab ku pasrah.

            Frina dan Marda berusaha mengajak Arfan, dan mereka berhasil membujuknya. Hari Jumat kami akan ke rumah Virga untuk menjenguknya.

 

#

            Sekarang aku melangkah menuju kelas ku. Begitu aku melangkah kan kaki ku di depan pintu, aku melihat ada beberapa cewek yang sedang menyanyikan lagu ulang tahun dan disana juga ada Virga. Lho, hari ini hari ultah Virga? Batinku. Bodoh! Kenapa aku tidak mengetahuinya? Harusnya aku yang merayakannya, bukan mereka. Aku melanjutkan langkah ku masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi ku dengan berdiam diri. Virga kemudian keluar dan masuk lagi ke dalam kelas menatapku dengan tajam. Tatapan seseorang yang penuh beban dan permintaan maaf. Aku hanya membalas tatapanya dengan datar. Kayaknya dia mau ngomong sesuatu deh, mungkin dia ragu.

            Kemudian, aku tersentak dan bangun dari tidurku. Jadi, tadi hanya mimpi? Ada apa sih sama Virga sebenarnya? Kenapa tatapan matanya penuh beban seperti itu ? L

#

            Hari Jumat pagi, aku hanya duduk termenung di kelas ku. Aku benar-benar kehilangan semangat ku. Hingga kemudian, suara Marda membuat ku terkejut.

“Eh Virga! Baru aja hari ini aku, Frina, Arfan, sama May mau jenguk. Eh, orangnya udah masuk.” kata Marda dengan suara agak tinggi.

Kayaknya dia sengaja, biar aku denger.

“Iya ya J” kata Virga.

Saat itu perasaan aku lega banget. Rasanya semua beban ku runtuh saat itu juga. Rasanya aku juga pengen nangis saking seneng nya karena bisa liat Virga lagi. Virga sekarang udah berdiri disana tanpa kekurangan suatu apa pun J Aku lega, pokoknya lega banget deh. Pokoknya kamu jangan sakit lagi ya Vir, aku khawatir tau. Khawatir banget L Sampe mau mati aku saking khawatirnya L

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s