TENTANG
RASA INI
Kalian
pernah gak, denger cerita tentang Putri Tidur? Pasti kalian pernah mendengarnya
J
Tentu saja! Andai aku bisa memilih, aku ingin seperti Putri Tidur. Dia terus
saja tertidur hingga Pangeran berhati mulia datang untuk membangunkan nya dan
mempersunting nya untuk dijadikan permaisuri J Pasti ia sangat
bahagia, karena ia tidak perlu berkorban terlalu banyak, dan ia juga gak perlu
mencari-cari cinta sejatinya. Karena dengan sekali membuka mata, dia telah
menemukan Pangerannya yang sudah siap untuk membahagiakannya. Mungkin kah aku
bisa sepertinya? Rasanya tidak mungkin J Aku hanyalah
gadis biasa dan bukan lah seorang Putri. Dan rasanya aku adalah wanita
termalang di dunia J Bahkan lebih malang dari Peri
Tinkerbel. Tinkerbel, walaupun ia tak mendapatkan cinta Peterpan, ia masih bisa
tetap berada disamping orang yang dicintainya. Tapi aku? Aku sama sekali tidak
mendapatkan keduanya. Aku tidak mendapatkan cintanya dan aku juga tidak bisa
berada terus-menerus disisinya. Bukankah itu nama nya cerita cinta yang
menyakitkan? Benar bukan? Ya, beginilah takdir ku. Suka tidak suka aku harus
menjalaninya. Tapi bagaimana dengan rasa ini? Apa ia bisa menerimanya? Apa ia
bisa menghilang seperti dia yang sudah berhasil menghilang dari tatapan mataku?
Aku rasa tak secepat itu.
#
Dalam
sekejap, aku berubah menjadi pribadi yang pemurung, pendiam, dan suka melamun.
Frina dan Marda pasti menyadarinya dan mengetahui sebabnya. Tapi yang lain,
mungkin mereka hanya bisa menerka-nerka atau bahkan tidak peduli. Aku seperti
kehilangan semangat hidup, rasanya separuh nyawaku telah melayang pergi dibawa
olehnya. Aku jadi tampak seperti orang sakit yang begitu lemas. Semangat
belajarku pun perlahan menghilang. Setiap hari aku masih sering duduk di dekat
jendela, berharap sebuah keajaiban, suatu saat dia ada di tempat parkir
tersebut dan muncul dari balik pintu. Tapi setiap harinya aku selalu menelan
pil kekecewaan. Doaku tidak terkabul, harapan ku tidak terwujud L
Aku bahkan sempat berpikir ini adalah sebuah mimpi dan aku harus segera bangun
agar mimpi ini segera berakhir. Tapi, ini ternyata bukan mimpi. Buktinya tangan
ku terasa sakit saat aku dengan sengaja mencubitnya. Ini kenyataan, kenyataan
yang begitu pahit.
Mungkinkah
ia suatu saat akan kembali? Mungkin kah dia akan kembali tersenyum dihadapan
ku? Mungkinkah dia akan muncul dihadapan ku dan menjawab rasa ini dengan sebuah
kesungguhan? Aku gak tau, dan tak akan pernah tau sampai Tuhan yang yang memberikan
jawabannya. Saat ini, detik ini, aku hanya bisa berharap dan terus saja
berharap sebuah keajaiban datang dan membangunkan ku dari mimpi yang begitu
pahit ini. Semoga J
#
Frina
dan Marda melangkah menghampiriku yang sedang duduk di dekat jendela. Mereka
saling berpandangan meyakinkan diri untuk mengajakku berbicara. Kemudian,
mereka sama-sama menatapku dengan tatapan prihatin. Mataku masih menatap kosong
keluar jendela dengan perasaan yang sama sekali tidak ku mengerti. Hingga suara
Marda mengalihkan pandangan ku.
“May” sapanya hati-hati.
Aku menoleh ke arahnya dengan tatapan
tanda tanya.
“Are you okey?” tanya Frina.
Aku menggeleng pelan. Mereka menatap ku
dengan wajah sedih. Tangan Frina meraih tangan kiri ku lembut dan kemudian
menggenggamnya.
“May, kamu harus kuat, kamu harus
tegar.” katanya.
Wajahku menunduk sambil menahan perasaan
ku agar air mata ku tidak jatuh lagi untuk kesekian kalinya.
“May, aku tau rasanya kehilangan orang
yang sangat kita cintai. Itu emang sangat menyakitkan. Tapi kita gak boleh
terus larut dalam kesedihan, bahkan kehilangan semangat hidup. Waktu terus
berjalan tanpa henti, dia terus saja berputar. Dan aku yakin suatu saat kamu
akan mendapatkan penggantinya yang lebih baik darinya. Atau mungkin suatu saat
nanti kamu akan bertemu dengannya lagi. Kalian hanya terpisah oleh ruang bukan
dunia. Kalian masih punya kesempatan untuk bertemu lagi.” kata Marda.
“Iya May, kamu harus kembali seperti
dulu. May yang penuh semangat, May yang selalu ceria, May yang kuat, May yang
pinter. Kami merindukannya J” kata Frina penuh harap.
Aku tersenyum menatap mereka berdua
secara bergantian.
“Maafkan aku udah buat kalian sedih dan
kehilangan sosok aku yang dulu. Tapi, aku mohon kalian bisa mengerti. Aku butuh
sedikit waktu lagi untuk menenangkan hati dan pikiranku yang terguncang hebat.
Aku juga perlu waktu untuk mengeringkan luka yang masih agak perih didasar
hatiku. Aku tau aku harus kembali menjadi pribadiku yang dulu, aku tau itu. Aku
hanya perlu waktu. Dan mungkin aku gak akan sepenuhnya kembali seperti dulu L
Karena rasa ini masih ada sampai kapan pun padanya, dan kapan saja aku teringat
padanya, aku akan kembali rapuh. Jadi, aku mohon, kalian bantu aku untuk tidak
terlalu mengingatnya ya J Setidaknya, jangan sebut namanya di
depan ku. Itu akan sedikit meringankan sakit dihatiku J”
pintaku pada mereka.
Mereka tersenyum penuh harap padaku.
“Pasti, kami akan bantuin kamu J”
kata Marda.
“Iya May, kami akan menemanimu melewati
keadaan yang menyakitkan ini J” tambah Frina.
“Thanks J” ucapku tulus
pada mereka.
Ya Tuhan, terima kasih Engkau telah
menakdirkan dua malaikat ini untukku. Terima kasih Tuhan J
Maafin aku L
Aku telah membuat kalian sedih dan khawatir. Padahal aku tau, itu sangat
menyakitkan. Namun aku masih belum bisa berdiri tegak di atas kaki ku. Tapi aku
akan terus berusaha untuk bangkit dan bangkit J Setidaknya
untuk Tuhan, kedua orang tuaku, dan juga kalian yang menyayangiku J
Aku harus terus bertahan.
#
Ternyata,
semua tidak semudah yang ku bayangkan. Semakin aku mencoba untuk menghapus
bayangnya dari benakku, bayangan dirinya selalu saja terlukis indah disana.
Ditambah suasana kelas yang mau gak mau selalu membuat aku teringat akan
sosoknya. Kemudian, teman-teman dan guru-guru yang tak pernah berhenti menyebut
namanya dan menyayangkan mereka karena keluar dari sekolah. Suasana seperti ini
tidak membuatku lebih baik, bahkan membuat ku bertahan dengan keperihan hatiku.
Tapi aku tetap saja terus berusaha untuk membuat suasana hatiku lebih baik. Aku
berusaha menyibukkan diriku dengan berbagai kegiatan agar tidak ada ruang lagi
untuk mengingatnya. Namun, semakin aku berusaha melupakannya, semakin bayang
nya selalu hadir dalam mimpiku yang seperti memohon agar aku selalu
mengingatnya. Aku pun berusaha untuk berhenti melupakannya dan berusaha
bersahabat dengan bayang-bayang sosoknya untuk terus melanjutkan hidupku. Dan
aku sedikit demi sedikit berhasil membuat hidupku seenggaknya lebih baik J
Meskipun masih dihantui oleh bayang-bayang nya.
Komentar
Posting Komentar