PROLOG
Pagi nan indah
menemaniku dengan kebingungan berdiri di depan sebuah sekolah yang nantinya
akan menjadi tempat ku menuntut ilmu. Tadi aku diantar tetangga dekat rumah
Kakak ku yang cukup akrab dengan ku namun baru saja ku kenal. Jangan berpikiran
dia akan bersekolah di tempat yang sama dengan ku. Dan jangan berpikir dia
seumuran dengan ku. Dia seumuran kakak ku, udah menikah dan juga punya anak J
Sedari
tadi banyak anak-anak yang sebaya dengan ku berdatangan. Namun, mereka hanya
berlalu melewati ku bersama temannya. Yah, wajar saja, mereka kan tidak kenal
dengan ku. Aku melihat mereka tertawa dan berbincang bersama teman mereka.
Mungkin mereka bersepakat untuk masuk ke sekolah yang sama atau mungkin mereka
cukup speechless mendapati teman SMP mereka yang kebetulan masuk ke sekolah
yang sama.
Aku
mulai bosan berdiri sedari tadi dengan perasaan bingung mau ngapain L
Sayang nya aku orang yang pendiam dan kurang pandai bergaul. Andai saja aku
seperti Rachel dalam film “Heart” yang mudah menyapa siapa saja yang di
lihatnya. Sayang nya aku lebih condong seperti Luna yang dominan pendiam. Tapi
jangan berpikiran aku bisa melukis ya J
Aku
berdoa di dalam hati agar bel berbunyi secepatnya, kalo tidak, mungkin kaki ku
sebentar lagi bakal gak bisa lagi menopang tubuh ku ini.
“Teeeeeeeeeeeeeeettttttttttttt” bel
berrbunyi.
Thanks God J
Kau memang selalu sayang pada ku.
Senyum
ku mengembang seketika dan mulai ingin melangkah kan kaki. Tiba-tiba seorang
anak perempuan seusia ku menyapa dengan senyum manisnya dan mengajak ku masuk
bersama nya.
“Masuk yuk!” ajak nya ramah.
Aku pun membalas senyum nya dan
mengikutinya berjalan melewati pintu gerbang sekolah menuju Aula.
Sambil
berjalan dia mengajukan beberapa pertanyaan padaku.
“Kamu jurusan apa?” tanya nya.
“Akuntansi. Kamu?” jawab ku singkat dan
memberikan pertanyaan yang sama padanya.
“Sama J” jawabnya
singkat.
“Suka ngitung-ngitung ya?” tanya dia
lagi.
Aku hanya menanggapinya dengan seulas
senyum.
Sejujurnya
sih, aku gak suka sama yang namanya itung-itungan. Saat pertama kali aku
memutuskan untuk masuk SMK, aku cukup pusing menentukan pilihan jurusan yang
akan aku ambil. Kakak ku yang menyarankan untuk masuk akuntansi. Asal kalian
tau aja, mendengar nama nya saja aku sudah cukup kebingungan. Semua tanda tanya
memenuhi kepala ku. Akuntansi? Apa itu? Pelajarannya tentang apa? Apa ada
sastranya? Ah, mana mungkin.
Namun,
aku mengikuti saja saran Kakak ku. Soalnya, selain dari jurusan itu gak ada
yang menarik perhatian ku. Jurusan perhotelan? Aku kan pendek. Jurusan IT? Aku
mana ngerti ngotak-ngatik computer. Jurusan Tata Boga? Ya ampun, aku benci
banget sama yang nama nya masak. Meski pun aku tau, cewek itu wajib pinter
masak, katanya. Tapi tetep aja, aku kan gak suka masak.
Saat
berada di depan pintu Aula, aku dan anak cewek disampingku mulai kebingungan.
Dan akhirnya kami memutuskan untuk duduk di belakang. Gak terlalu belakang
banget sih, seenggaknya ada satu barisan lagi dibelakang kursi yang akan kami
duduki. Dan di barisan yang akan kami duduki ada cowok yang sedang duduk di
ujung barisan itu. Temen baru yang ada disamping ku, dengan datarnya bilang.
“Aku duduk disini aja”
Dia pun duduk di kursi yang meninggalkan
kursi tepat disebelah cowok tersebut, dan mau gak mau aku harus duduk disamping
cowok tersebut.
Panitia
MOS sibuk banget bercuap-cuap di depan. Dan sambil dengerin ocehan mereka, aku
mengajak teman baruku itu berkenalan. Eits, anak cewek yang sedari tadi bersama
ku lho, bukan anak cowok yang lagi duduk
disampingku sambil goyang-goyangin kakinya.
“Oh ya, nama kamu siapa?” tanya ku
memberanikan diri setelah bertengkar hebat dengan diriku sendiri.(ayo sapa dia,
tanya namanya siapa, kenalan cepat)
“Virsya” jawabnya.
“Kamu?” tanya nya padaku.
“Maydi J” jawab ku bersama seulas senyum.
Cowok
disebelah ku masih betah menggoyang-goyangkan kakinya. Gak pegel apa tuh kaki,
atau mungkin dia mau ikut turnamen goyang kaki kali (eh, emang ada). Oh, apa
jangan-jangan dia grogi ada disamping aku. Haha, geer banget J
Sekarang
waktunya absen buat ukur baju seragam. Jangan berpikir kalo panitia MOS bakal
bawa-bawa meteran kayak tukang jahit yang pastinya bakal gokil banget. Tenang
aja, mereka cuma sediain kertas sama pena kok dan hanya cukup menanyakan ukuran
baju yang biasa kita pake.
Tiba-tiba
saja cowok disebelah ku itu berdiri setelah sebuah nama “Virga” diucapkan oleh
salah satu panitia MOS. Owh, nama nya Virga. Aku bergumam dalam hati.
Saat
kembali berjalan ke arah tempat duduknya, ternyata dia malah melewatinya dan
duduk tepat dibelakang kursi ku. Sambil mengobrol dengan teman-teman nya yang
ku dengar samar karena masih dengerin suara-suara dari panitia MOS. Aku merasa
kursi ku bergerak seperti ada yang menggerakkan nya dari belakang. Sebenarnya
aku ingin menolehkan wajah ku dan berkata “Woy, bisa gak sih gak usah goyangin
kursi orang seenak jidad lho” Tapi itu bakal bikin kehebohan dan ngerusak image
ku banget. Dan untung nya aku tidak melakukan nya. Tapi jangan berpikiran aku
merasa nyaman kursi ku di goyang-goyang, risih banget tau gak. Dan yang bisa
aku lakukan hanya menenangkan diri sendiri dengan berkata dalam hati “Sabar
May, sabar J”
Tetapi,
ada suatu hal yang cukup menggelikan yang gak sengaja aku dengar dari obrolan
anak-anak cowok dibelakang ku.
“Depan kayaknya cewek semua ya” kata seseorang
berkata dengan nada ‘bener gak sih apa yang aku bilang’
“Itu kayak nya ada cowok deh satu”
sebuah suara menjawab yang sepertinya suara si Virga karena terdengar jelas
tepat di belakang ku.
“Itu cewek” kata yang lain.
“Aduh, cewek semua di jurusan ini,
pindah jurusan aja deh kayak nya ke pariwisata” kata sebuah suara yang ku
yakini itu adalah suara Virga.
Aku mulai berpikir sejenak, tuh cowok
sadar gak sih apa yang diucapkannya. Dia ngomong pake mikir gak sih. Tapi
kayaknya asal ceplos deh. Seingat aku, pertama kali aku datang dan mendaftar
disekolah ini, jurusan yang ditawarkan cuma empat, akuntansi, perhotelan, IT,
tata boga. Sejak kapan ada penambahan jurusan dengan nama pariwisata? Seingat
aku saat itu mata aku lagi sehat-sehat aja dan telinga ku juga gak ada
gangguan. Aku bisa melihat dengan jelas di formulir pendaftaran yang aku tulis,
hanya ada empat jurusan dan aku sangat yakin gak ada tertera tulisan
“Pariwisata” disana.
Kenapa
aku jadi memikirkan hal itu? Aku pun tersenyum geli menyadari yang terjadi.
Kayaknya tuh cowok memiliki selera humor yang cukup bagus. J
Komentar
Posting Komentar