Dua tahun sudah aku menjalin hubungan dengan nya. Pahit manis cinta telah kami lewati bersama. Kami kategori pasangan yang romantis. Yah, walau pun terkadang cekcok sih. Namanya juga orang pacaran. Hari ini aku bermaksud untuk datang ke rumah Lista, kekasih ku.
#
Seorang ART yang tak asing lagi dengan ku, karena aku udah sering bolak-balik kesini membukakan pintu untuk ku.
"Eh mas Arka, silahkan masuk." ucap nya ramah.
"Lista ada kan?" tanya ku padanya.
"Ada" jawab nya.
"Siapa mba?" terdengar suara Lista dari dalam rumah.
"Mas Arka non" jawab si mba ART yang bernama Lili.
"Oh" ucap Lista singkat.
Aku pun kemudian masuk ke dalam rumah setelah mendengar suara Lista. Entah mengapa, hari ini Lista tampak bad mood. Mungkin dia terlalu capek dengan kuliah nya.
Aku pun mencoba mengajak nya ngobrol, soal kuliah nya. Obrolan berjalan dengan biasa dan asik-asik aja, awalnya. Namun, entah kenapa, tiba-tiba saat Lista meminta aku untuk menemani dia besok ke toko buku dan aku menolak nya, nada bicara nya mulai meninggi.
"Loe tuh ya, gak pernah ada buat gue. Gue cuma minta loe nemenin gue ke toko buku doang dan loe gak bisa?" kata Lista kecewa.
"Lho? Kok loe jadi marah-marah gini? Apa selama ini gue gak pernah ada buat loe? Bukan nya loe yang gak pernah ada buat gue?" kata ku terpancing emosi.
"Hah? Loe jangan muter balikin fakta dong. Loe tuh selama ini terlalu sibuk tau gak? Inget Ka, bisnis-bisnis loe itu modalnya semua dari gue." kata Lista.
"Eh nyantai dong loe kalo ngomong! Gak usah pake ngungkit-ngungkit gitu juga." aku membalas perkataan Lista.
Adu mulut pun semakin panas hingga akhirnya kami berdua terdiam dalam amarah, kekesalan, dan kekecewaan. Aku kemudian memutuskan untuk pulang.
#
Dua hari kemudian, aku menemui Lista di kampus nya.
"Lis, gue minta maaf atas kejadian 2 hari yang lalu. Gue berharap hubungan kita bakal kayak dulu lagi." ucap ku padanya.
Lista hanya diam dan mengalihkan pandangan nya dari ku.
"Lis, kok loe diem? Sekarang loe sebut deh apa yang loe mau, pasti gue kabulin." kata ku membujuk nya.
"PUTUS" jawab Lista mantap.
Lista pun pergi dari hadapan k. Sedih? Pastinya.
Hubungan yang indah, bahkan terlalu indah untuk berakhir dengan cara seperti ini. Tapi kalo ini emang yang kamu mau dan terbaik buat kita. Yah, apa boleh buat? Semoga kamu bahagia Lis, dengan keputusan mu.
#
Dua bulan sudah berlalu, setela Lista memutuskan hungan kami. Sedikit demi sedikit aku sudah bisa melupakannya. Dan kini ada bidadari cantik yang telah mencuri hati ku. Dia adalah teman satu kampus ku, nama nya Giswa. Sudah satu minggu ini aku PDKT dengan nya. Yah, rencananya sih entar malam aku mau nembak dia.
#
Akhirnya waktu yang aku tunggu pun tiba. Malam ini di sebuah cafe, aku dan Giswa ngedate.
"Gis, loe cantik banget malam ini" puji ku pada nya.
"Thanks" ucap Giswa tersipu.
Aku meraih tangan Giswa lembut.
"Gis, hati gue selama 2 bulan udah cukup hancur dan kosong. Tapi, semenjak ada loe, hati yang hancur itu mulai tersusun rapi dan membentuk kata I LOVE YOU. Dan hati yang kosong itu mulai terukir kata WELCOME GISWA. Loe mau kan jadi peri hati gue?" kata ku pada Giswa.
Giswa tersenyum malu dan berkata, "Ya".
Akhirnya aku dan Giswa pun resmi pacaran.
#
Hari ini aku dan Giswa jalan ke sebuah mall dan gak sengaja bertemu dengan Lista dan sahabat nya Karin. Lista terlihat tidak senang melihat ku menggenggam tangan Giswa. Tapi aku tidak ambil pusing dengan hal itu.
#
Hari ini Virga tiba-tiba menghampiri meja ku da memberikan sebuah surat pada ku. Tepat di samping ku ada Giswa. Aku melirik Giswa dan dia mengangguk, sebuah isyarat untuk menyuruh ku membuka surat itu. Aku pun membuka nya dan isinya adalah,
"Surat panggilan dari kepolisian untuk saudara Arka Ragwi atas tuduhan penganiayaan terhadap saudari Lista Lestari"
Aku seketika shock dengan isi surat tersebut, begitu pun juga Giswa.
"Gis, sumpah, demi apa pun gue gak pernah lakuin itu. Ini smua fitnah. Loe percaya kan sama gue?" tanya ku pada Giswa.
"Gue tau loe siapa, gue tau loe tuh kayak gimana. Sampai kapan pun gue akan terus percaya sama loe. Kita lewati ini bareng-bareng ya." kata Giswa berusaha menenangkan dan menguatkan ku.
Aku pun kemudian memeluk Giswa erat. Tuhan, kenapa ini harus terjadi pada ku?
#
Berita tentang kasus penganiayaan itu telah menyebar. Teman-teman satu kampus ku sebagian mulai menjauhi ku. Bahkan ada yang mencaci ku,
"Heh dasar loe Ka, muka loe aja polos, tapi kelakuan loe sadis. Dasar psikopat!!"
Aku pun membalas cacian mereka dengan senyuman.
Begitu juga Giswa, sahabat-sahabat nya mulai menghasutnya untuk menjauhi ku.
"Gis, loe gak takut jadi korban berikutnya?"
Dan Giswa hanya menjawab, "Kalian gak tau Arka itu kayak gimana"
Hmm, aku sungguh tersiksa dengan keadaan ini. Tapi setidaknya masih ada keluarga, pacar, dan sahabat-sahabat ku yang masih percaya dann terus support. Meskipun, kini karir ku hancur.
#
Lista semakin hari semakin berambisi untuk memasukkan ku ke dalam jeruji besi. Aku gak tau apa maksud dia melakukan semua ini. Lista sungguh benar-benar berubah. Tapi aku yakin semua ini bakal berakhir.
#
Kini aku telah mendekam di ruang pemeriksaan kejaksaan negeri untuk menunggu sidang. Selama aku di sini, Giswa setiap hari datang untuk menjenguk ku tanpa kenal lelah. Dia membawa kan makanan untuk ku, selimut, dan yang terpenting adalah support darinya.
"Gis, gue minta maaf ya. Karena gue, loe jadi menderita kayak gini. Gue emag gak pantes buat jadi cowok loe." ucap ku menyesal.
"Hussttt" kata Giswa menutup mulut ku dengan jari nya.
"Loe gak boleh ngomong kayak gitu. Ini nama nya cobaan. Siapa bilang gue menderita? Enggak kok. Dan jangan pernah bilang loe gak pantes buat gue. Karena gue selalu bangga punya loe di hidup gue." kata Giswa.
Giswa kemudian meraih tangan ku lembut dan melantunkan sebuah lagu dari Afgan.
"Untuk mu aku akan bertahan, dalam gelap kau takkan ku tinggal kan. Engkaulah teman sejati kasihku di setiap hariku. Untuk hatimu ku 'kan bertahan, sebentuk hati yang ku nantikan. Hanya kau dan aku yang tahu, arti cinta, yang t'lah kita punya."
"Thanks ya Gis. Loe emang cewek paling sempurna yang gue punya. Gue sangat amat bangga sama loe." ucap ku.
"Gue juga. Kita berjuang dan lewati ini sama-sama ya." kata Giswa.
Aku pun mengangguk dan memeluk Giswa. Terimakasih ya Tuhan, Engkau telah memberikan hamba kekasih yang begitu hebat.
#
Hari ini sidang dimulai. Semua keluarga dan sahabat-sahabat ku datang, begitu juga Giswa. Kurang lebih 7 jam sidang berlangsung dan alhamdulillah aku terbukti tidak bersalah. Aku pun langsung memeluk keluarga, sahabat-sahabat ku, dan yang paling utama Giswa.
"Gis, akhirnya semua ini berakhir." ucap ku lega dan penuh haru pada nya.
"Perjuangan kita gak sia-sia" kata Giswa.
#
Kini aku kembali menata hidup ku lagi bersama Giswa untuk jadi sepasang kekasih.
END
Komentar
Posting Komentar