Langsung ke konten utama

Mantan Kekasih

Mantan Kekasih

 "Dev, aku gak bisa lagi lanjutin hubungan kita, aku mau putus." ucap ku dengan pasti.

"Kenapa? Kenapa kamu mau putus dari aku? Hubungan kita baik-baik aja kok selama ini." kata Dev tidak terima.

"Aku udah gak cinta lagi Dev sama kamu, percuma hubungan ini tetap dipertahankan." ujar ku pada nya.

"Aku gak mau putus sama kamu" ujar Dev.

"Dev, kamu jangan egois dong" kata ku.

"Aku? Egois? Terus kamu apa?" tanya Dev sedikit kecewa.

"Kamu dewasa dikit dong Dev, aku yakin kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku" ujar ku.

"Yang lebih cantik dari kamu emang banyak Ghes, tapi yang terbaik dan yang aku cintai cuma kamu" ujar Dev.

"Dev, please, aku gak mau nyakitin kamu. Cinta kamu terlalu besar sama aku dan aku gak mampu untuk membalasnya." ujar ku tetep kekeuh minta putus.

"Kalo itu yang kamu mau, aku bakal setuju putus sama kamu, asal kamu dapet pengganti yang lebih baik" kata Dev.

"Oke" ujar ku.

Akhirnya, pembicaraan itu pun selesai. Aku pun pulang diantar Dev.

#

Sesampainya di rumah,

"Ghes, gimana?" tanya Kak Dirly.

"Gagal, Dev gak mau putus sama aku, Kak" jawab ku kesal.

"Tuh kan bener yang Kakak bilang, gak mungkin kamu bisa putus dari dia" kata Kak Dirly.

"Tapi Kak, Dev bilang dia mau putus sama aku, asalkan aku dapet cowok baru yang lebih baik dari dia" ujar ku.

"Pas banget! Adek temen Kakak ada yang naksir sama kamu." ujar Kak Dirly.

"Seriusan?" tanya ku dengan mata berbinar.

"Iya! Besok kamu, Kakak kenalin sama dia." ujar Kak Dirly.

"Thanks Kakak ku tersayang" ucap ku antusias.

"Iya. Kamu mah, kalo ada mau nya, manis sama Kakak." ejek Kak Dirly.

"Haha" aku hanya menanggapi nya dengan tertawa.

#

Hari ini aku mau ketemu dengan cowok yang di bilang sama ka Dirly kemaren. Nama nya Dafa. Kita janjian di sebuah cafe. Pas aku sampai di cafe, ternyata dia udah sampai duluan.

"Hi! Kamu Dafa kan?" sapa ku.

"Iya" jawab Dafa.

"Sorry ya aku telat" ujar ku.

"Gak papa kok" kata Dafa maklum.

Aku pun berbincang santai dengan nya. Yah, anak nya asik kok, seru banget malah. Bukan nya mau bandingin sama Dev ya, tapi dia bener-bener lebih baik daripada Dev. Sekarang aku udah dapetin pengganti kamu Dev, gak ada lagi alasan kamu buat nolak putus sama aku. Batin ku.

#

Setelah dari Cafe, aku jalan ke salah satu mall bersama Dafa. Dia membelikan aku boneka dan bunga. Ya ampun, nih cowok cinta banget kayaknya sama aku. Batin ku.

Karena udah larut malam, Dafa mengantar ku pulang. Ketika sudah sampai di depan rumah ku, tiba-tiba Dafa menyatakan cinta nya.

"Ghes, jujur, aku udah lama banget suka sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Dafa.

"Seharian ini, aku bareng-bareng sama kamu, kamu bener-bener narik perhatian aku. Tapi sorry Fa, aku harus selesaikan dulu masalah aku sama Dev." ujar ku.

"Aku ngerti kok" kata Dafa maklum.

"Thanks Fa. Aku turun dulu ya." ujar ku.

"Ekh tunggu, aku anter sampai depan pintu. Sekalian pamit sama Kak Dirly." ujar Dafa.

"Oh, oke" ucap ku.

Dafa pun turun dan membukakan pintu mobilnya untuk ku. Ini sebuah nilai plus dari Dafa, Dev mana pernah kayak gini.

Aku kemudian mengetuk pintu dan kebetulan banget Kak Dirly yang bukain. Dafa pun pamit dan ijin buat pulang.

#

Hari ini aku ngajak Dev ketemuan di taman. Sesampainya di sana, dia belum ada, dan akhirnya aku nunggu. Beberapa menit kemudian, dia muncul dengan senyum manisnya.

"Hi Ghes! Sorry aku telat." ujar Dev.

"Iya gak papa" jawab ku.

"Kamu mau ngomong apa?" tanya Dev.

"To do point aja ya, aku mau nagih janji kamu. Aku sudah mendapatkan cowok yang lebih baik dari kamu, sekarang kita putus kan?" tanya ku.

"Emang hubungan kita emang harus berakhir kayak gini ya Ghes? Emang gak ada hal lain yang bisa buat kita pertahanin semua ini? Gak bisa ya kita perbaiki ini semua?" tanya Dev.

"Kok kamu jadi bahas itu? Bukannya kita udah bahas ini semua kemaren?" nada suara ku mulai meninggi.

"Iya, tapi..." ujar Dev kehabisan kata-kata.

"Mau kamu apa sih Dev?" tanya ku kesal.

"Aku gak mau putus sama kamu" kata Dev.

"Gila kamu! Udah ya, kemarin kamu sendiri yang bikin syarat dan udah aku penuhin. Sekarang kita putus. Terserah kamu mau ngomong apa!" ujar ku bodo amat.

Aku pun langsung beranjak pergi meninggalkan Dev. Dia berusaha memanggil-manggil ku, tapi aku tidak menghiraukan nya.

#

Setelah aku putus dengan Dev, aku pun jadian sama Dafa. Dev, ternyata masih gak terima aku putusin dia. Dia pun berusaha mengganggu hubungan ku dan Dafa dengan berbagai cara.

Malam itu, aku sedang berkirim pesan dengan Dafa, tiba-tiba muncul pesan singkat dari Dev.

Sender: Dev

Hi Ghes! Aku yakin cowok kamu itu gak lebih baik dari aku. Suatu saat kamu pasti nyesel putus sama aku. 

Aku kemudian membalas pesan tersebut.

To: Dev

Aku gak akan pernah menyesal dengan keputusan aku. Asal kamu tau, cowok aku sekarang seribu kali lebih baik dibanding kamu.

Setelah itu, dia tidak membalas pesan ku lagi.

#

Hari ini aku jalan sama Dafa ke toko buku,

"Ghes, kamu suka novel kan?" tanya Dafa.

"Iya, kenapa Fa?" tanya ku.

"Gimana pendapat kamu tentang novel ini?" tanya Dafa sambil menunjukkan sebuah novel.

"Dafa, itu kan novel favorit aku. Kok kamu bisa tau?" tanya ku terkesan pada nya.

"Aku harus selalu tau apa yang pacar ku suka" jawab Dafa dengan manis.

"Thanks" ujar ku terharu.

"Aku ke toilet dulu ya" kata Dafa pamit.

"Oke" kata ku.

#

Saat aku sedang sibuk melihat-lihat buku, ada yang memeluk ku dari belakang.

"Dafa, kok kamu cepet banget?" tanya ku.

"Hi Ghes" sapa seseorang yang ku kenal betul suara nya.

Aku pun langsung menolehkan wajah. Kemudian melepaskan tangan nya dari tubuh ku, lalu menampar nya.

"Plakkk"

"Jangan lancang kamu ya!" nada suara ku meninggi.

"Ghes, kenapa sih kamu lebih milih dia?" tanya Dev sambil memegang pipi nya yang baru saja ku tampar.

"Udah ya Dev, aku udah muak sama kamu. Jangan pernah kamu ganggu aku dan Dafa lagi. Inget, kamu bukan siapa-siapa aku lagi!" ujar ku.

Aku pun kemudian beranjak meninggalkan Dev. Ternyata Dafa melihat apa yang udah terjadi. Aku kemudian langsung menghampirinya.

"Ayo Fa, kita pergi dari sini!" ajak ku sambil menarik tangan nya.

"Kamu kenapa?" tanya Dafa khawatir.

"Udah, ayo kita pergi!" ujar ku.

#

Beberapa hari kemudian, Dafa berkunjung ke rumah ku.

"Mau minum apa Fa?" tawar ku.

"Terserah deh" kata Dafa.

Aku pun pergi ke dapur, kemudian kembali lagi sambil membawa nakas berisi segelas jus jeruk.

"Ghes, ada yang mau aku omongin sama kamu" ujar Dafa.

"Apa?" tanya ku.

"Sebelum nya, aku bukan nya mau ngadu domba kamu sama Dev, tapi aku cuma gak mau ada yang ditutup-tutupin antara kamu dan aku. Kamu inget tadi malem kita janjian buat twitt ‘i love you ArSagi’." kata Dafa.

"Iya, terus?" tanya ku masih belum mengerti.

"Dev, komen di twitt aku. Nih, kamu bisa lihat sendiri komentarnya Dev." ujar Dafa sambil memperlihatkan ponsel nya kepada ku.

Aku pun mengambil ponsel Dafa,

Dev @dev 10h Replying to @dafa Dasar cowok perebut cewe orang!

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Maksud nya?

Dev @dev 10h Replying to @dafa Gak usah sok bego! Gara-gara kamu, aku putus sama Ghesa.

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Jangan asal ngomong ya Dev, aku gak mau cari ribut sama kamu. Aku jadian sama Ghesa kan setelah kamu putus sama dia.

Dev @dev 10h Replying to @dafa Tetep aja kamu ngerebut Ghesa dari aku.

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Aku minta maaf kalo emang jadiannya aku sama Ghesa bikin kamu sakit hati. Sekarang mau kamu apa?

Dev @dev 10h Replying to @dafa Aku mau, kamu putus sama Ghesa.

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Sorry Dev, kalo itu, aku gak bisa.

Dev @dev 10h Replying to @dafa Kalo gitu aku mau ngajak kamu ketemuan. Kita buktiin siapa yang lebih pantas jadi cowok nya Ghesa. Kalo kamu bukan banci.

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Oke, dimana?

Dev @dev 10h Replying to @dafa Taman, jam 1.

Dafa @dafa 10h Replying to @dev Oke.

Aku kemudian mengembalikan ponsel Dafa.

"Si Dev emang kurang ajar ya" ujar ku emosi.

Dafa meraih tangan ku lembut,

"Ghes, kamu tenang ya. Jangan kepancing emosi. Biarkan aku yang selesaikan semua ini baik-baik. Kamu percaya kan sama aku?" tanya Dafa.

"Ok, tapi aku ikut" ujar ku.

"Tapi kamu tunggu di dalam mobil aja ya" kata Dafa.

Aku pun mengangguk.

"Sekarang kan masih jam 10, aku mau nganter Mama belanja bentar. Entar kamu, aku jemput jam setengah satu ya." ujar Dafa.

"Ok. Salam sama Mama kamu ya." ucap ku.

"Iya" kata Dafa.

"Fa" panggil ku.

"Iya" ujar Dafa.

"Maafin aku ya, udah bawa kamu dalam masalah ini" kata ku menyesal.

"Kamu gak salah, dan gak ada yang perlu dimaafin. Aku bahagia jadi pacar kamu. Kita lewatin ini bersama, ok?" kata Dafa.

"Ok" ujar ku.

#

Setelah Dafa pamit pulang, tiba-tiba Kak Dirly heboh memanggil-manggil ku sambil membawa ponsel nya.

"Ghes, udah liat Twitter belom?" tanya Kak Dirly.

"Belum. Kenapa?" tanya ku heran.

"Si Dev buat video, pake foto-foto kamu sama dia, juga foto kamu sama Dafa pake lagu Cinta Tanpa Syarat" kata Kak Dirly.

"Serius Kak?" tanya ku ragu.

"Nih liat sendiri" ujar Kak Dirly sambil memberikan ponsel nya pada ku.

Aku pun mengambil ponsel Kak Dirly dan melihat video tersebut. Ya ampun Dev, kamu cinta banget ya sama aku. Batin ku.

Kemudian, aku pun meninggalkan komentar pada twitt Dev.

Dirly @dirly 1s Replying to @dev Hubungan kita memang indah Dev, terlalu indah malah. Kalo emang bisa kita lanjutin, pasti. Tapi semua ini emang harus berakhir Dev, kita gak bakal bisa bertahan kalo cuma kamu yang cinta sama aku. Aku cuma bisa membuat kamu sakit nantinya. Aku harap, kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku. -Ghesa

Tiba-tiba muncul twitt dari Dev,

Gak ada yang lebih baik dari kamu. Kamu yang selalu terbaik buat aku, GHESA.

#

Sesuai janjinya, Dafa datang menjemput ku tepat pukul setengah satu 1 siang. Kami pun akhirnya langsung berangkat menuju taman.

Sesampainya di taman, aku berada dalam mobil dan Dafa menemui Dev. Aku di mobil mendengar obrolan mereka lewat headseat.

"Hi Dev!" sapa Dafa.

"Datang juga kamu akhirnya" kata Dev.

"Aku ke sini gak mau cari ribut ya Dev. Aku harap kita selesaikan masalah ini baik-baik." ujar Dafa.

"Tenang aja, asal kamu mau ikutin perkataan aku" kata Dev.

"Apa?" tanya Dafa.

"Putusin Ghesa" kata Dev.

"Kalo itu aku gak bisa Dev, aku minta maaf sama kamu" ujar Dafa dengan nada yang masih sopan.

Aku kemudian keluar mobil dan menghampiri mereka berdua.

"Ghesa" kata Dev kaget.

Aku kemudian berdiri samping Dafa,=.

"Dev, aku tau kamu masih sayang banget sama aku. Tapi, aku sekarang udah bahagia sama Dafa. Please, aku mohon dengan sangat sama kamu, please, biarin aku bahagia sama Dafa." ujar ku memohon.

Kemudian, aku bersimpuh di depan Dev dengan air mata,

"Dev, aku minta maaf sama kamu. Kamu boleh hukum aku apa aja. Tapi please, biarin aku bahagia sama Dafa." ujar ku memohon pada nya.

"Kenapa sih Ghes, hubungan kita berakhir kayak gini? Secepat ini? Kamu tau kan aku masih sangat amat sayang sama kamu. Kenapa Ghes?" tanya Dev.

"Hiks hiks hiks. Ini semua bukan mau aku, Dev. Ini semua mau hati aku." ujar ku.

"Oke Ghes, demi kebahagiaan kamu, aku relain kamu. Fa, aku titip Ghesa sama kamu, ya." ujar Dev akhir nya.

"Ok Dev. Aku akan jaga dan selalu buat Ghesa bahagia. Aku janji." ujar Dafa sungguh-sungguh.

Aku kemudian berdiri, sedangkan Dev memeluk Dafa dengan erat. Saat Dev akan beranjak pergi, aku menarik tangan nya dan memeluk nya.

"Maafin aku. Thanks Dev." ujar ku.

"Maafin gue juga. Langgeng ya, kamu sama Dafa." kata Dev.

Aku mengangguk dan melepaskan pelukan ku dari Dev. Dev pun pergi, kemudian Dafa memeluk ku.

"Perjuangan kita gak sia-sia kan? I love you." ujar Dafa, kemudian mencium kening ku.

"I love you too" balas ku.

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s