Hi!! Aku Malaika. Aku sekarang duduk di kelas 2 SMK dan punya pacar seorang dancer, namanya Raga. Raga sangat ter obsesi untuk menjadi seorang dancer terkenal. Setiap hari dia berlatih, ikut lomba sana-sini. Sampai-sampai aku kadang di nomor dua kan sama dia.
Pernah aku protes pada nya soal obsesi nya yang sedikit mengganggu hubungan kami. Tapi, ujung-ujung nya kami malah berantem. Dari pengalaman itu lah, aku gak pernah protes lagi dan memilih untuk support dia.
#
Malam ini malam Minggu, dimana semua pasangan pergi ke suatu tempat untuk pacaran. Tapi aku,
"Ga, kita malam ini jalan kan?" aku menelpon Raga.
"Sorry Ka, besok aku ada kejuaraan. Jadi, malam ini harus ekstra latihan nih." kata Raga meminta maaf.
"Ya udah deh. Kamu latihan di mana?" tanya ku.
"Di tempat biasa" jawab Raga.
"Aku kesana ya" kata ku.
"Ok" kata Raga.
Yah, walau pun gak bisa pergi berdua. Paling enggak aku bisa ketemu dia.
#
Akhirnya, aku sampai juga di tempat latihan dance Raga. Aku pun segera masuk dan mencari Raga. Ternyata dia sedang sibuk latihan. Aku pun menunggu nya.
Tiba-tiba terdengar suara seperti benda terjatuh dengan keras, "Prakkk".
"RAGA !" aku berteriak sambil berlari menghampiri Raga.
Raga terjatuh saat dia mencoba satu gerakan dance nya, teman-teman nya mengerumuni Raga. Raga merintih kesakitan. Aku panik dan meminta salah satu teman nya buat mapah dia ke mobil ku. Aku langsung bergegas membawa Raga ke rumah sakit terdekat.
"Tahan ya Ga, bentar lagi sampe kok" ucap ku menenangkan nya.
"Aww, aduh, sakit banget" kata Raga meringis kesakitan.
Akhirnya kamu sampai di rumah sakit. Raga langsung dibawa ke ruang UGD oleh petugas rumah sakit. Aku menunggu nya di luar ruangan tersebut.
#
Setelah hampir 2 jam, dokter akhirnya keluar dari ruangan tersebut.
"Dok, gimana keadaan Raga? Dia gak papa kan Dok?" tanya ku khawatir.
"Mari ikut saya" ajak Dokter.
Aku pun mengikuti dokter tersebut ke ruangan nya.
"Raga mengalami patah tulang di kaki kirinya" jelas Dokter.
"Apa?" ucap ku shock.
"Raga harus menjalani terapi selama 2 bulan agar dia bisa berjalan normal." kata Dokter.
"Jadi? Raga lumpuh Dok? Gak, gak mungkin, Dokter bohong kan sama saya? Gak mungkin Dok. Besok tuh Raga harus ikut kejuaraan dance." ucap ku frustasi membayangkan betapa hancurnya hati Raga nantinya.
"Jadi, Raga seorang dancer?" tanya Dokter.
"Iya Dok" jawab ku.
"Kalo begitu, Raga tidak boleh melakukan kegiatan dance nya selama 1 tahun. Setelah dia dapat berjalan dengan normal." kata Dokter itu lagi.
"Apa Dok?" kata ku semakin kaget dengan ucapan Dokter tersebut.
Aku gak tau harus bilang apa ke Raga nanti.
#
Aku merasa ada sentuhan di kepala ku dan aku pun terbangun.
"Raga, kamu udah bangun ya?" tanya ku pada nya.
"Sorry, aku udah bangunin kamu" kata Raga.
"Gak papa kok" ucap ku.
"Kemarin Dokter bilang apa?" tanya Raga.
Aku tertunduk, dan bulir-bulir air mata mulai membasahi pipi ku.
"Heii, kok kamu nangis sih?" kata Raga lembut.
"Dokter bilang, kamu bakal lumpuh Ga untuk sementara" aku mengatakan nya sambil terisak.
"Udah jangan nangis. Aku gak papa kok. Yahh, mungkin ini teguran buat aku karena selama ini terlalu over obsesi dengan dance dan selalu nomer dua in kamu." kata Raga.
Aku kemudian memeluk Raga dan Raga membalas pelukan ku.
"Gak penting aku bisa jalan atau enggak, yang terpenting kamu selalu ada di sisi aku" kata Raga yang membuat ku semakin menangis.
#
Sudah satu minggu Raga di rumah sakit dan menjalani terapi untuk memulihkan kondisinya. Raga kini berubah. Entah mengapa, aku lebih suka Raga yang seperti ini. Meskipun, aku gak mau keadaan fisik nya yang seperti ini.
"Ka, kamu gak malu punya cowok lumpuh kayak aku?" tanya Raga.
"Kamu ngomong apaan sih? Ya enggak lah." kata ku.
"Maafin aku. Aku gak pernah buat kamu bahagia. Saat normal, aku selalu mentingin dance, sekarang saat aku sakit." kata Raga menyesali perbuatannya terhadap ku.
"Husttt" kata ku sambil menempelkan jari di bibirnya.
"Siapa yang bilang aku gak pernah bahagia sama kamu? Aku bahagia kok. Dan kamu jangan pernah ngomong kayak gitu lagi. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sini buat kamu. Selama kamu masih mencintai aku." aku berusaha meyakinkan Raga.
"Kalo aku selamanya lumpuh?" tanya Raga.
"Aku akan tetap selalu ada buat kamu" jawab ku dengan keyakinan 100%.
#
Hari ini Raga diperbolehkan untuk pulang. Tapi dia juga tetap harus melanjutkan terapi nya.
"Ka, boleh gak sebelum pulang kita ke taman bentar?" pinta Raga.
"Kenapa enggak?" kata ku.
#
Aku dan raga pun pergi ke taman. Raga meminta ku untuk berkeliling di sana, karena dia udah terlalu sumpek di dalam rumah sakit. Kami tidak sengaja melewati sekumpulan anak dance yang sedang latihan. Raga tampak sedih melihat mereka, aku pun menggenggam pundaknya, dia menoleh dan tersenyum ke arah ku.
Kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, aku dan Raga mendengar kata-kata yang cukup menyakitkan.
"Cewek nya cantik, tapi kok cowok nya lumpuh ya" kata orang tersebut.
Untuk ke dua kali nya aku menggenggam pundak Raga, dan dia menyentuh lembut tangan ku.
Supaya tidak lebih membuat Raga sakit hati, aku mengajak nya pulang.
#
Sekarang sudah hampir 2 tahun berlalu, Raga sudah bisa jalan kembali. Tapi, dia memilih untuk tidak menjadi dancer lagi. Dia memilih untuk menjadi seorang musisi. Raga pernah bilang kepada ku,
"Aku udah males jadi dancer. Aku takut gak bisa bagi waktu buat kamu lagi. Jadi, mendingan aku jadi musisi. Kan tiap hari aku bisa main gitar dan nyanyi bareng kamu."
Aku sih setuju-setuju aja dengan keputusan nya, yang penting dia bahagia. Dan Raga pernah bilang kepada ku seperti ini,
"Aku pikir dengan menjadi dancer aku bakal bahagia. Tapi ternyata aku salah. Berada di samping kamu adalah hal yang paling bahagia dalam hidup ku. Sayang, aku baru menyadarinya."
END
Komentar
Posting Komentar