Langsung ke konten utama

Kak, Stop Please!

Kak, Stop Please!


Nama ku Cresentia. Aku adalah anak yatim piatu yang sekarang duduk di kelas X SMA. Meskipun aku yatim piatu, tapi aku gak sendirian. Ada Kakak ku yang setiap harinya selalu perhatian padaku, yah walau pun sedikit bawel, namanya Crispin. Kakak ku kerja di suatu perusahaan dan dia lah yang biayain aku sekolah.

Sebenarnya sih aku pengen banget part time, yah biar gak terlalu bebanin dia. Tapi, Kak Cris ngelarang, dia malah nyuruh aku buat fokus belajar. Jadinya, aku nurut aja. Karena Kak Cris sangat amat gak bisa ditolak perintahnya. Dia sangat tegas, tapi tetap aja aku sering ngebangkang sama dia. Abis, kadang-kadang dia keterlaluan sih.

Aku sih tau niat dia baik, tapi menurut aku cara dia itu salah. Hmm, maklum deh, aku sama dia sama-sama keras kepala. Kadang aku kesel banget sama dia, tapi di samping itu, aku juga sayang banget sama dia. Karena cuma dia satu-satunya keluarga ku saat ini.

#

Pagi-pagi Kak Crispin udah sibuk di dapur dengan semua bahan-bahan masakannya, dan aku sibuk dengan diri ku sendiri. Aku buru-buru mandi, dandan, dan siapin buku-buku pelajaran.

Dan saat aku keluar kamar, aroma masakan udah tercium. Hmm, enak banget nih kayak nya. Batinku. Aku pun langsung bergegas ke meja makan. Sesampainya di sana, makanan udah ditata rapi oleh Kak Cris.

"Pagi Kak Cris" kata ku menyapa nya dengan senyuman dan langsung duduk, kemudian mengambil makanan.

Kak Cris tampak tidak senang, tapi aku malah cuek dan asik makan.

"Cres sampai kapan sih kamu kayak gini? Selalu bangun telat, semua serba terburu-buru, seharusnya tuh ya, kamu bangun lebih pagi dari Kaka dan masak sarapan. Bukan nya Kakak yang selalu harus masak. Inget Cres, kamu tuh cewek! Sampai kapan sih kamu benci sama nama nya masak?" kata Kak Cris ngomel panjang lebar.

Lama-lama aku dan dia tukeran kelamin. Haha.

"Emang wajib gitu cewek harus bisa masak? Ini kan zaman emansipasi kak." ucap ku membela diri.

"Kamu tuh kalo dikasih tau ada aja jawaban nya. Udah cepet abisin makanan nya dan berangkat sekolah. Entar kamu telat lagi." kata Kak Cris kesal.

"Siap bos" kata ku cuek.

Aku pun bergegas menghabiskan makanan dan berangkat ke sekolah.

#

Sesampainya di sekolah, aku langsung bergegas menuju kelas. Saat sampai di kelas, aku langsung masuk dan menuju kursi.

"Heh. Untung gak telat." ucap ku lega.

"Kebiasaan banget sih kamu" kata Salvia, teman sebangku ku.

"Ada masalah?" tanya ku pada nya.

"Enggak. Nih surat buat kamu, dari penggemar rahasia." ujar Salvia menyerahkan surat yang masih terbungkus amplop tersebut.

"Heh? Masih zaman ya surat-suratan? Alay banget sih." ujar ku, kemudian mengambil surat tersebut dan memasukkan nya ke dalam tas.

Tak selang berapa lama, Guru masuk dan pelajaran pun dimulai.

#

Saat jam istirahat, aku dan Salvia makan di kantin.

"Cres" panggil Salvia.

"Apa?" tanya ku.

"Coba liat cowok yang dipojokan itu" kata Salvia.

Aku pun menoleh ke arah yang ditunjukkan salvia.

"Kenapa emang?" tanya ku lagi.

"Tuh cowok dari tadi liatin kita tau gak" kata Salvia.

"Heh? Geer aja kali kamu." kata ku.

"Seriusan. Udah beberapa kali aku mergokin dia liatin ke arah kita." kata Salvia berusaha meyakinkan ku.

"Kita? Kamu kali yang di liatin dia, suka tuh dia sama kamu." kata ku.

"Aku? Kamu kali. Kan tadi kamu yang baru dapat surat, mungkin dia yang nulis." kata Salvia.

"I don't care" ucap ku cuek.

#

Sesampainya di dalam kamar, aku langsung menghempaskan badan gue di kasur. Seketika aku teringat surat yang ada di dalam tas. Aku pun langsung bergegas mengambil nya.

Dear Cresentia,

Hi Cres! Kenalin aku penggemar rahasia kamu. Aku sering banget perhatiin kamu dari pertama kali kamu masuk ke sekolah ini. Aku suka banget sama kamu dan sepertinya aku jatuh cinta. Kamu mau gak jalan sama aku malam ini jam 8? Aku jemput deh. Tenang aja, aku tau kok rumah kamu di mana. Kalo kamu emang mau, tunggu aku di depan rumah kamu ya. See you to night Cresentia.

From,

Penggemar Rahasia

"Apa-apa an nih cowok? Berani banget ngajakin aku jalan. Ketemu aja belum pernah. Terus lancang banget dia bisa tau rumah ku. Wah gawat nih cowok! Gak bener kayak nya. Wajib banget aku kerjain. Haha." aku mengoceh sendiri di dalam kamar.

#

Tepat jam 8, aku memantau keadaan di luar rumah lewat kaca jendela. Di teras, aku udah naruh patung yang ku dandanin persis seperti ku. Tapi aku naruhnya agak nyamping gitu, biar gak ketauan. Haha.

Kemudian, ada mobil berhenti depan rumah. Wah, kayak nya itu dia orang nya. Tajir euy! Dia keluar dari mobil. Aku memperhatikan penampilannya yang memakai kemeja hitam dan celana jeans hitam. Nih cowok mau ngajak aku jalan atau ngelayat? Batinku.

Dia sekarang berada tepat di samping patung.

"Cres, thanks ya udah mau jalan sama aku. Aku seneng banget." kata dia malu-malu.

"Ngomong tuh sana sama patung" ucap ku pelan.

Tiba-tiba Kak Cris datang.

"Wow! Makin seru nih." kata ku pelan.

Saat tuh cowok lagi asik ngoceh sama patung, Kak Cris mengejutkan nya dari belakang.

"Kamu siapa? Ngapain kamu di depan rumah saya?" tanya Kak Cris.

"Sorry kak. Sebelum nya kenalin, aku temen nya Cresentia, nama aku Terence." ujarnya sambil mengulur kan tangan ke Kak Cris.

Tapi Kak Cris tidak merespon uluran tangan nya.

"Terus kamu ngapain di rumah saya?" tanya Kak Cris lagi.

"Mau ngajak Cres jalan Kak" jawab Terence.

"Gak! Gak boleh! Sekarang kamu pulang! Cresentia gak boleh pergi. Sekarang cepat kamu pergi dari rumah ini!" suruh Kak Cris.

"Tapi Kak?" kata Terence tak terima.

"Gak ada tapi-tapi an. Cepat sekarang kamu pergi!" bentak Kak Cris.

Cowok itu pun bergegas pergi.

"Haha. Rasain tuh." ucap ku.

Kak Cris masuk ke rumah sambil menggeret patung tersebut. Tau aja dia kalo itu patung. Aku pun bergegas menuju kamar, tapi Kak Cris terlanjur ,memanggil ku. Ups, ketauan deh.

"Cres" panggil Kak Cris.

"Iya Kak" jawab ku.

"Siapa cowok tadi?" tanya Kak Cris.

"Cowok yang mana?" tanya ku balik.

"Jangan sok-sok gak tau apa-apa!" kata Kak Cris dengan wajah bete.

"Iya, iya" jawab ku.

"Ngakunya sih dia penggemar rahasia aku. Dia tadi pagi kirim surat, terus ngajak aku jalan." ujar ku menjelaskan.

"Inget ya! Sebelum kamu lulus, gak boleh pacaran atau pun jalan sama cowok." kata Kak Cris.

"Iya aku tau. Udah ah aku mau tidur." kata ku mulai malas kalo Kak Cris udah bawel.

"Eh, bawa nih patung kamu!" kata Kak Cris.

Aku pun mengambil patung itu dan tak sengaja melihat Kak Cris nenteng kantong plastik. Kayaknya makanan tuh.

"Eh kak, itu makanan ya?" tanya ku.

"Tauuu aja, nih!" kata Kak Cris kemudian memberikan kantong tersebut pada ku.

Aku pun langsung mengambilnya.

"Makasih Kakak ku yang tersayang" kata ku girang.

Kak Cris langsung menuju kamarnya. Aku membawa patung itu ke gudang dan makan.

#

Saat aku lagi asik makan, Kak Cris muncul dan duduk di samping ku.

"Gak mau kak?" kata ku menawarkan martabak yang tadi dibawa Kak Cris.

"Gak lah, udah kenyang" tolak Kak Cris.

"Gimana kak hari ini di tempat kerja? Apakah menyenangkan,menyebalkan, atau menyedihkan?" tanya ku berbasa-basi.

"Sok perhatian kamu! Biasa aja kok. Kamu telat gak tadi masuk sekolah?" tanya Kak Cris.

"Gak dong. Cres gitu loh!" kata ku membanggakan diri.

"Dasar!" kata Kak Cris sambil menyentuh puncak kepala ku dengan gemas.

#

Hari ini tiba-tiba ada seorang cowok yang menghampiri ku.

"Cres" panggil cowok tersebut.

"Kamu siapa?" tanya ku.

"Kenalin, aku Fluvian, kelas XI IPA" kata dia memperkenalkan diri.

"Oh, terus?" tanya ku lagi.

"Kamu lagi sibuk gak?" tanya Fluvian.

"Udah deh gak usah banyak basa-basi, mau kamu apa?" tanya ku kesal.

"Aku mau minta ajarin matematika sama kamu" jawab Fluvian.

"Heh? Kamu kan kelas XI, aku kelas X. Udah deh, kamu gak usah modus. Sorry, aku banyak kerjaan." kata ku dan beranjak pergi.

Namun, tiba-tiba tangan nya mencegat ku.

"Cres tunggu!" kata Fluvian.

"Ada apa lagi sih?" tanya ku semakin emosi.

"Kamu gak inget siapa aku?" tanya Fluvian.

"Penting gitu aku nginget sama kamu?" ujar ku cuek.

"Kamu bener-bener gak inget?" tanya Fluvian lagi.

"Maksud kamu apa sih? Udah ah, aku mau ke kelas." ujar ku sambil berusaha melepaskan genggaman tangan nya.

"Tunggu dulu Cres. Kamu bener-bener gak inget sama aku? Aku Vian, temen masa kecil kamu dulu." kata Vian.

Aku seketika terdiam, antara percaya dan enggak.

"Kamu serius?" tanya ku pada nya.

"Iya, aku Vian, Sentia" jawab nya.

Aku pun semakin shock saat dia manggil nama kecil ku. Aku refleks langsung memeluknya.

"Ya ampun Vian! Kamu kemana aja sih? Terus kok kamu sekarang kurusan sih? Dulu kan kamu gemuk, pendek. sekarang tinggi." kata ku antusias.

"Haha. Ta iya lah, aku kan tumbuh dan berkembang. Oh iya, rambut kamu bisa panjang juga ya?" kata Vian mengejek ku.

"Ya bisa lah, kurang ajar ya kamu" kata ku kesal.

"Abis, dulu kan rambut kamu pendek mulu. Eh, kabar Kak Cris gimana? Bokap Nyokap kamu?" tanya Vian lagi.

"Kak Cris baik kok. Dia sekarang udah kerja. Bokap Nyokap gue udah meninggal Vi." ujar  ku.

"Sorry Sen, aku gak maksud" kata Vian menyesal dengan pertanyaan nya.

"Udah gak papa" ujar ku menenangkan nya.

Bel masuk berbunyi, aku dan Vian kembali ke kelas masing-masing.

#

Saat pulang sekolah, Vian ngajak aku jalan. Aku langsung iyain ajakan dia. Kan Kak Cris kerja. Dia juga pasti gak bakal tau kok.

Aku dan Vian jalan di mall, kita shopping, nonton, makan, pokoknya seru deh. Ternyata Vian gak berubah, dia tetap asik dan menyenangkan.

Setelah seharian kita jalan, aku pun mengajak Vian pulang. Awalnya Vian mau mengantarkan ku ke rumah, tapi aku menolak dan milih naik angkot aja. Aku berusaha jelasin ke Vian, kalo Kak Cris paling gak suka liat aku deket sama cowok. Vian pun mengerti dan akhirnya aku pulang naik angkot.

#

Aku dan Vian semakin hari semakin dekat, kita juga udah sering jalan bareng dan syukurnya gak ketauan Kak Cris. Dan yang paling penting, sekarang aku udah jadian sama Vian.

#

Hari ini, aku dan Vian jalan ke toko buku. Namun, tiba-tiba Kak Cris muncul di hadapan kami berdua. Kak Cris tanpa basa-basi langsung narik tangan aku dan membawa ku pulang.

Sesampainya di rumah, aku disuruh duduk sama Kak Cris. Hmm, pasti aku bakal diomelin abis-abisan.

"Kakak kecewa sama kamu, kecewa! Sangat amat kecewa. Udah berapa lama kamu pacaran sama dia? Jawab!" bentak Kak Cris.

"3 bulan Kak" ucap ku.

"Apa? Jadi selama itu juga kamu bohongin kaka? Kamu keterlaluan Cres! Mulai sekarang, Kakak akan anter jemput kamu dan rumah Kakak kunci. Biar kamu gak bisa kemana-mana. Dan satu lagi, kamu putusin pacar kamu itu." kata Kak Cris.

"Apa? Kakak keterlaluan tau gak!" ujar ku dengan nada tinggi.

"Hey! Kamu yang salah, kenapa kamu yang bentak Kakak?" kata Kak Cris dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Karena Kakak udah keterlaluan!" aku berteriak di depan wajah nya.

"Kamu yang keterlaluan!" kata Kak Cris melakukan hal yang sama.

"Aku? Selama ini aku udah cukup sabar dan patuh sama semua sikap Kakak dan perintah-perintah kakak yang mengekang aku. Asal Kakak tau, aku selalu iri liat temen-temen aku yang bebas mau ngapain aja, tapi aku? Pernah aku protes Kak selama ini? Pernah aku ngeluh? Pernah aku langgar? Enggak kan? Tapi sekarang aku udah capek Kak. Udah muak aku sama semua itu. Udah cukup Kak. Aku sekarang udah 15 tahun. Aku bukan anak SMP yang bisa kamu kekang seenaknya." ujar ku mengeluarkan semua uneg-uneg ku.

"Bagus, udah berani kamu ngelawan Kakak, demi cowok itu yang baru 3 bulan masuk ke kehidupan kamu. Bagus Cres, bagus." kata Kak Cres menyindir ku.

"Kak, stop please! Jangan memperpanjang masalah." pinta ku.

"Memperpanjang masalah?" tanya Kak Cris.

"Sampai kapan pun aku gak bakal mutusin Vian" ujar ku dengan teguh.

"Oh bagus. Sekarang kamuudah milih dia dibanding Kakak. Ya udah, sekarang lebih baik Kakak pergi nyusul Mama sama Papa. Kamu gak butuh Kakak lagi kan? Pastinya. Kamu kan udah punya Vian. Sekarang aku cuma sebagai Kakak yang suka ngekang adiknya, Kakak yang gak bisa bikin adik nya bahagia, Kakak yang gak berguna. Ya udah, mending sekarang aku pergi aja." kata Kak Cris dengan nada putus asa.

"Kak, please stop! Bukan itu maksud aku." kata ku sambil menangis.

Kak Cris pun memeluk ku dan ikut menangis.

"Dek, Kakak cuma mau yang terbaik buat kamu. Tolong kamu sabar nunggu 2 tahun lagi dek. Kalo Vian emang cowok yang baik, yang sayang sama kamu, yang cinta sama kamu, dia pasti mau kok nunggu. Dia pasti mau ngerti." kata Kak Cris.

"Iya kak" jawab ku.

"Nah gitu dong, sekarang hapus air matanya, senyum dong" pinta Kak Cris.

Aku pun tersenyum menatap Kak Cris.

"Kakak sayang banget sama kamu Dek. Bagi Kakak, kamu itu hidup Kakak. Kakak gak mau masa depan kamu hancur. Kakak sayang sama kamu." kata Kak Cris lembut sambil memegang kedua lengan ku.

"Iya Kak, aku juga sayang sama Kakak" ujar ku.

#

Setelah kejadian itu, aku dan Vian putus. Ternyata benar apa yang dikatakan Kak Cris, Vian mau nunggu aku dan itu berarti dia cinta banget sama aku. Tuhan, makasih udah kirim Kakak yang sangat amat baik buat aku. Aku janji gak bakal buat dia kecewa lagi. Tolong bahagiakan dia ya Tuhan, seperti dia berusaha untuk membahagiakan aku. Aamiin.

END

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s