Langsung ke konten utama

Cintamu

Cintamu

 

"Beb, kamu kapan ke sini nemuin aku? Aku kangen tau sama kamu." tanya ku.

"Mungkin setelah urusan aku selesai Beb. Kamu yang sabar ya." jawab Mosca.

"Ah, urusan kamu banyak banget sih" kata Mela protes.

Aku pun kemudian menutup panggilan telepon bersama Mosca. Mosca tuh rese nya kelewatan tau gak, dia gak tau apa aku di sini tersiksa tanpa dia. Gak ada yang anter jemput, gak ada yang nemenin jalan. Lama-lama aku selingkuhin juga nih. Selingkuh? Kayaknya ide yang cukup bagus. Batin ku.

#

Akhirnya keputusan aku buat selingkuh dari Mosca terlaksana juga. Karena ada cowok yang selama ini udah lama banget ngejar-ngejar aku nama nya Niko. Niko lumayan cakep kok. Yah, meskipun lebih cakep Mosca. Tapi, setidak nya Niko bisa mengusir rasa sepi aku, karena Mosca yang pergi ke luar kota.

"Nik, hari ini kamu sibuk gak?" tanya ku.

"Gak tuh, kenapa?" Niko bertanya balik pada ku.

"Temenin aku shopping yuk!" ajak ku.

"Apa sih yang enggak buat kamu" kata Niko.

"Ah, kamu bisa aja" ucap ku tersipu.

Aku dan Niko pun jalan ke mall. Dia cowok yang enak banget kalo diajak jalan, gak bosenan orang nya. Yah, sebelas duabelas lah sama Mosca.

Tiba-tiba ponsel ku berdering. Muncullah nama Mosca di layar dan bergegas aku reject.

"Siapa Mel? Kok di reject?" tanya Niko penasaran.

"Nomer gak jelas" jawab ku.

"Ohh" kata Niko.

Pyuhhh. Untung Niko gak curiga. Aku dan Niko pun kembali asik shopping berdua lagi. Karena udah capek Niko ngajak makan di cafe.

"Mel, perasaan aku dulu kamu punya pacar deh" kata Niko.

"Mosca?" tanya ku pada Niko.

"Maybe" jawab Niko.

"Aku udah putus sama dia, semenjak dia pergi keluar kota" ujar ku berbohong.

"Oh ya?" kata Niko masih ragu.

Aku pun mengangguk dan kemudian kami sibuk dengan makanan masing-masing.

#

Ponsel ku tiba-tiba berdering.

"Halo" ujar ku.

"Lagi sibuk ya Mel?" tanya Mosca.

"Gak tuh, kenapa Mos?" aku bertanya balik pada Mosca.

"Ah gak papa, cuma kangen aja sama kamu. Kamu udah makan?" tanya Mosca lagi.

"Udah kok. Oh ya, kebetulan kamu nelpon aku nih, ada yang mau aku omongin sama kamu." ujar ku.

"Oh ya? Aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu. Kalo aku besok mau ke..." kata Mosca yang langsung aku sela.

"Aku mau putus sama kamu" ucap ku to do point.

"Apa? Putus? Gak. Aku gak mau putus sama kamu." kata Mosca menolak.

"Kenapa?" tanya ku.

"Pokoknya aku gak mau putus sama kamu. Apa pun alasan nya. Aku tau aku sekarang gak selalu ada saat kamu butuh aku. Tapi aku mohon kamu jangan minta putus dari aku. Aku rela kamu duain, asal kita gak putus." kata Mosca.

"Kamu yakin?" tanya ku pada nya.

"Sangat yakin" ujar Mosca mantap.

"Ya udah. Tapi kamu jangan protes ya kalo aku selingkuh." kata ku memperingatkan Mosca.

"Aku janji" kata Mosca setuju.

"Ok fine. Kamu tadi mau ngomong apa?" tanya ku pada nya.

"Ah enggak. Lupain aja. Eh udah dulu ya. Bye." ujar Mosca pamit.

Obrolan kami pun berakhir. Bagus deh kalo Mosca bilang gitu. Jadi kan, aku gak usah sembunyi-sembunyi kalo selingkuh.

#

Hari ini aku dan Niko jalan di taman.

"Mel, kok kamu hari ini cantik banget sih." puji Niko.

"Oh ya?" ujar ku meragukan pujiannya.

Niko mengangguk meyakinkan ku. Hmm, kadang aku merasa bahagia banget jadi pacar nya Niko, karena dia selalu ada buat ku. Tapi, kadang aku merasa sangat amat bersalah jadi pacar nya Mosca, karena aku udah duain dia.

#

Hari ini Niko ultah. Aku mau bikin surprise buat dia. Tepat jam 12, aku datang ke rumah nya menggunakan mini dress biru warna kesukaan Niko dan memabawa sebuah cake ulang tahun.

Tapi apa yang terjadi. Saat aku tiba di rumah dia, ada seorang cewek yang mencium mesra pipi Niko dengan sebuah cake di tangan nya. Cake di tangan ku pun terlepas dan aku segera pergi dari rumahnya.

#

Sesampainya di rumah, aku nangis sejadi-jadinya. Sumpah, selama aku pacaran gak pernah aku diginiin sama cowok mana pun. Apa ini karma buat aku karena udah duain Mosca? Mungkin. Batin ku.

Ponsel ku tiba-tiba berdering. Ya ampun, Mosca nelpon aku lagi. Gak mungkin aku angkat telepon dia dengan keadaan aku kayak gini. Tapi, akhirnya aku menjawab panggilan telepon nya.

"Halo Mel" kata Mosca.

"Ha..ha..lo Mos" ucap ku terbata-bata.

"Kamu kenapa ? Kok kamu nangis?" tanya Mosca lembut.

"Cowok aku selingkuh Mos" ujar ku.

"Hah? Kamu serius? Ya udah, kamu tenang ya. Udah, jangan nangis lagi. Ok." kata Mosca menenangkan ku.

Aku pun menghapus air mata ku.

"Maafin aku ya Mos, udah sia-siain cinta kamu. Ternyata emang kamu yang terbaik buat aku." kata ku menyesal.

"Iya, iya. Gak papa kok. Udah ya. Mending sekarang kamu istirahat. Ok. Bye." ujar Mosca.

Mosca pun menutup telepon nya. Aku kemudian menghempaskan tubuh ku di kasur dan mulai memejamkan mata.

#

Udah 2 hari sejak kejadian itu, Niko gak sama sekali hubungin aku. Dasar cowok brengsek.

Tepat jam 12 malam, ada seseorang mengetuk pintu kamar ku. Aku pun beranjak dari kasur dengan langkah yang berat. Siapa sih ngetuk pintu malam-malam gak ada kerjaan banget. Batin ku.

Saat aku buka pintu,

"Happy birthday Mela, happy birthday Mela, happy birthday, happy birthday, happy birthday Meeelaaa" Mosca muncul dibalik pintu kamar ku dengan sebuah cake ultah di tangan nya sambil bernyanyi.

Ya ampun. Aku lupa hari ini aku ulang tahun. Aku terpaku di hadapan Mosca dan dia tersenyum kepada ku.

"Kok bengong? Kaget ya? Tiup dong lilin nya. Eits, make a wish dulu." kata Mosca.

Aku pun memejamkan mata dan berdoa. Ya Tuhan, aku mohon semoga cinta Mosca selalu ada untuk ku.

Aku kemudian membuka mata dan meniup lilin-lilin di atas cake tersebut. Bulir-bulir air mata tiba-tiba membasahi pipi ku. Mosca langsung meletakkan kue di meja dan memeluk ku.

"Thanks ya Mos. Aku bener-bener ngerasa gak pantes jadi pacar kamu." ujar ku tiba-tiba insecure.

"Hussttt! Kamu jangan ngomong gitu. Sampai kapan pun kamu selalu pantes buat aku. Oh ya, sampe lupa. Selamat ulang tahun ya sayang, panjang umur, sehat selalu, sukses. Aamiin." kata Mosca mengucap doa.

"Aamiin. Thanks." ujar ku.

"Oh ya, aku ada sesuatu buat kamu, tapi tadi ketinggalan di luar. Kita keluar yuk." ajak Mosca.

Mosca kemudian melepaskan pelukan nya dan mengajak ku keluar.

"Nah ini dia" kata Mosca memberikan ku boneka beruang yang gede banget.

"Ini kan boneka yang aku pengen dari dulu. Thanks Mos." ujar ku girang sambil memeluk gemas boneka tersebut.

"Iya sama-sama" kata Mosca.

Mosca kemudian meraih tangan ku lembut.

"Mel, ada yang mau aku omongin sama kamu." kata Mosca.

"Apa?" tanya ku pada nya.

Tiba-tiba ada suara dari belakang tubuh ku.

"Mel" panggil nya.

Aku menoleh dan betapa terkejutnya aku saat melihat Niko bersama cewek yang waktu itu aku liat.

"Ngapain kamu ke sini?" tanya ku dengan nada ketus.

"Mel, ini hal yang mau aku jelasin sama kamu. Sebenarnya aku dan Niko sahabatan. Aku sengaja minta Niko buat jadi pacar kamu, biar dia bisa nemenin kamu di sini. Awalnya Niko nolak, tapi aku maksa dia, dan akhirnya dia mau. Kejadian saat malam ultah Niko di luar perkiraan aku. Saat itu Niko langsung nelpon aku dan bilang dia mundur dari kebohongan ini. Kamu selalu nanya kapan aku pulang? Dan aku selalu jawab setelah urusan aku selesai. Kamu juga selalu nanya apa yang menjadi urusan aku selama ini? Tapi aku selalu menutupinya dari kamu." kata Mosca menjelaskan.

"Sebenarnya aku pergi keluar kota untuk ini" kata Mosca, kemudian mengeluarkan sebuah kotak cincin dari saku nya dan memakaikan nya di jari manis ku.

"Mosca juga udah beli rumah Mel buat kalian nanti. Dia juga udah persiapin semua untuk acara pernikahan kalian." kata Niko.

Aku pun refleks memeluk Mosca,

"Thanks very much for all. Aku janji bakal jadi yang terbaik buat kamu. Selama nya." ujar ku berjanji pada nya.

Mosca kemudian melepaskan pelukan nya dan mencium mesra kening ku.

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s