Langsung ke konten utama

Menyatu

 


Hi! Nama ku Nelly. Aku sekarang duduk di kelas 2 SMP. Aku memiliki 5 orang sahabat, namanya Risna, Ana, Rahmah, Sylva, dan May. Kami selalu saja bersama, kapan pun dan dimana pun.

Kami juga sering jalan ke rumah salah satu dari kami dan ngumpul bareng. Kadang, kami juga jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat hang out yang asik.

Oh ya, selain kami bersahabat, kami juga satu kelas, lho. Kalo ada tugas kerja kelompok bebas, kami selalu mengerjakan nya bersama.

By the way, about love. Cuma satu sih diantara kami yang punya cowok, yaitu Sylva. Sedangkan yang lain, lagi ngejomblo aja sih. Dan, aku lagi naksir nih sama cowok, teman satu kelas aku, namanya Baskoro. Anaknya cakep, putih, pinter, tapi pendiem sih. Aku cukup deket sama dia kalo di kelas, karna dia duduk tepat di depan ku.

#

Hari ini, kami dapat tugas kelompok dari Guru mata pelajaran Sejarah. Kelompok ditentukan dari tempat duduk, satu kelompok beranggotakan 4 orang. Aku pun satu kelompok dengan May, Baskoro, dan juga Edo.

Dua anggota dari kelompok harus mencari materi di perpustakaan. Dan akhirnya, aku dan Baskoro yang pergi ke perpustakaan, karna May dan Edo gak mau.

Aku dan Baskoro pun jalan menuju perpustakaan. Sesampainya di sana, aku langsung mencari materi yang bersangkutan dengan tugas kami, begitu juga Baskoro. Sambil mencari buku, aku sesekali memandang ke arah Baskoro. Hmm, dia ganteng banget sih, bisa gak ya aku jadi pacarnya? Entahlah?

#

Gak kerasa, waktu udah 20 menit berjalan. Baskoro mengajak ku kembali ke kelas, karena materi yang diperlukan sudah kami dapatkan.

"Nel, balik kelas, yuk!" ajak Baskoro.

"Ok" jawab ku

Kami pun kembali ke kelas, dan mengerjakan tugas kelompok kami.

#

Saat pulang sekolah, sialnya ban sepeda ku bocor. Sahabat-sahabat ku pada nawarin untuk membonceng ku pulang, tapi aku menolaknya. Akhirnya, aku pun mendorong sepeda ku ke depan gerbang sekolah.

Ketika di depan gerbang, aku bertemu dengan Baskoro.

"Nel, kenapa sepeda loe?" tanya Baskoro.

"Bannya bocor" jawab ku.

"Mau gue anterin pulang?" tanya Baskoro.

"Gak deh. Makasih. Gue mau bawa ke bengkel dulu nih sepeda." jawab ku menolak tawaran dari Baskoro.

"Kalo gitu, gue temenin ke bengkel ya?" tawar Baskoro lagi.

Aku menatapnya heran, dia kemudian turun dari sepedanya dan mendorongnya. Sama seperti yang aku lakukan. Kami pun berjalan menuju bengkel sepeda dekat sekolah kami. Sesampainya di sana, ternyata antriannya cukup banyak. Aku pun menunggu di sana bersama Baskoro.

"Loe gak pulang?" tanya ku pada Baskoro.

"Loe sendiri?" kata Baskoro nanya balik.

"Gue kan lagi nungguin sepeda" jawab ku.

"Kalo menurut gue sih, mending loe ambilnya entar sore. Masih lama tau gak. Gimana kalo loe pulang bareng gue?" usul Baskoro.

Aku pun setuju dan pulang dibonceng sama Baskoro. Tapi kok, aku ngerasa dia punya rasa yang sama ya kayak aku?

#

Semakin hari, aku makin deket sama Baskoro dan feelling ku makin kuat kalo dia juga suka sama aku. Aku penasaran dengan Baskoro dan aku pengen banget memastikan ini semua. Aku pun akhirnya mengajak Baskoro ngobrol di kantin sekolah.

"Loe mau ngomong apa Nel?" tanya Baskoro penasaran.

"Hmm, gue tau Bas, loe cowok pinter, bahkan paling pinter di kelas. Tapi, loe itu terlalu polos banget, sampe-sampe loe gak sadar kalo ada seorang cewek yang jatuh cinta sama loe. Hmm, mungkin cewek itu cuma terlalu geer Bas, karna nganggep loe juga cinta sama dia. Karna pastinya, loe cuma nganggep dia sebagai teman sekelas, gak lebih." ucap ku panjang lebar.

"Apa cewek yang loe maksud itu, loe sendiri Nel?" tanya Baskoro.

Aku pun mengangguk malu. Baskoro tersenyum menatap ku, kemudian dia meraih lembut tangan ku.

"Loe gak geer kok. Gue juga cinta sama loe." kata Baskoro.

Aku tersentak kaget sekaligus bahagia.

"Cieee!!! Yang baru jadian! Traktir kita dong! Haha." kata sahabat-sahabat ku tiba-tiba muncul.

Akhirnya, cinta ku dan Baskoro pun menyatu.

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s