Langsung ke konten utama

Kamu Berharga

 


Seperti rutinitasku setiap pagi, yakni lari pagi di pesisir pantai sebelum melanjutkan aktivitas ku yang lain, yaitu bekerja. Tak seperti hari-hari sebelumnya, hari ini tampak ada yang berbeda. Ketika sedang berlari, aku tak sengaja melihat dompet terjatuh dari saku seorang cowok yang tampaknya juga sedang berlari pagi.

Aku pun mengejar dan memanggilnya. Tapi, karena dia menggunakan earphone, aku membutuhkan effort yang cukup besar agar bisa menyusulnya. Setelah berupaya mengejar, aku pun berhasil menggapai pundaknya. Dia menoleh padaku.

Sambil nafas yang ngos-ngosan, aku menyodorkan dompet tersebut kepadanya.

“Lho? Kok dompet gue bisa sama lo?” tanya dia heran.

“Tadi jatuh. Lo gue panggil-panggil gak denger karena pake earphone.” jawabku.

“Eh, iya, sorry. But, thanks ya.” ucapnya.

“Hmm” balasku singkat.

“Nama lo siapa?” tanya dia.

“Ayyara” jawabku.

“Niscala” dia memperkenalkan diri.

Setelah kenalan, kami pun ngobrol dan kebetulan juga dia mau nyari sarapan di deket pantai. Akhirnya, kami sarapan bareng. Karena aku ngerasa nyambung ngobrol sama dia, kami akhirnya tukeran nomor WA dan jadi makin deket.

#

Nyatanya, kami gak hanya deket secara virtual, beberapa kali kami juga sering hangout bareng di cafe atau destinasi wisata lokal. Tak seperti acara hangout kami sebelumnya yang berjalan lancar, hari ini ada kejutan yang cukup bikin aku shock.

Jadi, pas kami lagi ngobrol dan ketawa-ketawa bareng, tiba-tiba ada cewek berambut panjang sebahu yang memakai dress merah terang selutut dengan tinggi sekitar 165 cm menghampiri kami dan menggampar Niscala.

Aku yang sama sekali gak tau apa yang sedang terjadi hanya diam melihat kejadian tersebut.

“Semudah itu lo gantiin gue sama cewek yang bahkan gak lebih cantik dari gue” kata cewek tersebut sambil mengarahkan telunjuknya ke arah ku.

Meskipun agak menyakitkan, karena secara gak langsung aku dibilang jelek, tapi aku berusaha untuk mengontrol emosi.

“Apa sih kurangnya gue? Kenapa lo malah lebih milih dia dan bisa se-happy itu sama dia? Kenapa?” tanya si cewek tersebut sambil menangis.

Niscala pun akhirnya menggeret cewek tersebut keluar dari cafe. Dan aku masih terdiam di tempat duduk sambil terus menyeruput minuman menggunakan pipet yang sedari tadi gak lepas dari bibir ku. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, aku masih belum paham apa yang terjadi hari ini.

#

Malamnya, Niscala akhirnya mengirim chat ke aku untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara dia dan cewek yang ngakunya lebih cantik dari aku tadi. Walaupun emang iya sih.

Jadi, ternyata si cewek yang namanya Davinia itu terobsesi buat milikin Niscala, tetapi Niscala gak suka sama dia. Karena Niscala udah anggep dia kayak adek sendiri. Sayangnya, Davinia mengharapkan lebih dari itu. Makanya, dia murka banget pas liat Niscala happy banget ketika bareng sama aku.

Aku sih bisa maklumin ya dan bilang ke Niscala kalau aku gak papa banget kalo harus ngejauh dari dia. Tapi Niscala gak mau.

“Gue tuh udah nyaman Ay sama lo. Kita tuh punya pemikiran yang gak jauh beda dan lo juga punya wawasan yang luas, gak kaku, enak aja diajak ngobrol. Kalo sama lo tuh beban gue kayak lepas aja satu persatu. Jadi, gue gak mau kehilangan lo.” kata Niscala.

“Terus Davinia gimana?” tanyaku.

“Gue gak tau. Tapi yang jelas gue gak mau kehilangan lo. Please.” Niscala memohon.

“Kalo gitu, lo bantuin gue buat ketemu sama Davinia deh. Gue mau ngobrol sama dia sebagai sesama cewek. Heart to heart. Gue gak mau setiap dia mergokin gue jalan sama lo, dia selalu bersikap kayak gitu. Malu-maluin Cal.” kata ku.

“Lo yakin mau ketemu dia?” tanya Niscala.

“Yap” jawabku.

“Ok, gue bakal coba pertemukan kalian berdua.” ujar Niscala.

#

Singkat cerita, akhirnya Niscala berencana untuk pura-pura ngajak Davinia ke taman. Dimana, aku udah nunggu duluan di taman tersebut. Dan, rencana pun berjalan lancar.

Ketika aku duduk di salah satu kursi taman, Niscala dateng bareng sama Davinia yang mengaitkan tangannya ke lengan Niscala. Saat pertama kali Davinia liat mata ku, tatapannya yang semula happy karena diajak jalan sama Niscala berubah sinis. Dan aku hanya menatapnya lurus.

“Cal, kok ada dia?” tanya Davinia.

“Kita duduk dulu yuk!” ajak Niscala, Davinia pun menurut.

“Oh iya, kita kayaknya belum kenalan deh. Gue, Ayyara.” kataku memperkenalkan diri ke Davinia sambil mengulurkan tangan.

Davinia masih menatap ku dengan sinis, kemudian pandangan matanya beralih ke Niscala. Dengan menggunakan bahasa gerak tubuh, Niscala meminta Davinia untuk menyambut uluran tanganku yang masih menggantung. Dengan malas, iya pun menyambutnya.

“Davinia” ucapnya.

“Oh iya Vin, jadi sebenernya gue yang minta Niscala buat bawa lo ketemu sama gue. Jadi, gue tuh mau jelasin. Kalo gue sama Niscala cuma temen.” kata ku.

“Oh bagus dong. Kalo gitu lo bisa secepatnya jauhin dia. Karena gue gak suka. Dia milik gue. Dan gue gak suka ada cewek lain yang bikin dia happy, selain gue. Apalagi ceweknya kayak lo. Jauh banget di bawah gue standarnya.” ejek Davinia.

“Seenggaknya gue masih punya harga diri dan gak terus-terusan ngejar cowok yang jelas-jelas udah nolak gue” aku membalas ejekannya.

Mendengar sindiran ku, Davinia tersulut emosi dan tangannya melayang ke pipi ku. Tapi berhasil aku tangkap dan aku tepis. Dia shock mendapatkan respon yang tak terduga dariku.

“Lo sayang gak sih sama diri lo sendiri? Ngapain sih loh buang-buang waktu, tenaga, perasaan cuma buat ngejar cowok yang jelas-jelas gak cinta sama lo? Lo, sebagai cewek harusnya punya harga diri dan sayang sama diri lo sendiri. Kalo lo aja belum terima diri lo secara utuh, gak sayang sama diri lo sendiri, gimana caranya lo bisa sayang sama orang lain? Yang lo rasain sekarang itu bukan cinta Vin, tapi obsesi. It’s a toxic for you. It’s can to make you happy?” tanya ku.

Davinia terdiam dan tertegun akan kata-kata yang keluar dari mulut ku. Dia sama sekali tidak memberikan respon apa pun dan hanya bisa menatap ku lurus. Aku kemudian menariknya dalam pelukan ku tanpa penolakan sedikit pun.

It’s okay Vin. Gak ada yang salah saat lo mencintai seseorang. Tetapi, saat lo maksa dia buat selalu berada di sisi lo dan balas cinta lo, itu yang salah. Kamu punya perasaan, begitu juga dengan Niscala, gue, dan siapapun di dunia ini. Kamu gak mau kan dipaksa buat terus-terusan bareng seseorang yang gak lo suka? Niscala juga gitu Vin. Itu sakit buat dia. Kamu emang mau ngeliat dia sakit karena terpaksa untuk bersama dengan lo? Enggak kan? Lo pasti pengen kan liat dia bahagia? Gue tau rasanya gak enak banget liat seseorang yang lo sayang happy bersama orang lain. Tapi kalo itu yang bikin dia bahagia, lo harus terus terima itu Vin. Mau sampai kapan kamu ngekang dia? Gak cuma dia yang sakit, lo juga pasti ngerasain rasa sakit itu. Gue tau gak gampang buat melepas orang yang kita sayang bersama orang lain, tapi bukan berarti lo gak bisa. Lo itu berharga Vin, lo cantik, lo kaya, lo mandiri, lo cerdas, lo baik. Lo punya semua value itu di dalam diri lo. Walaupun terlahir menjadi cantik dan kaya bukan kemauan lo, tapi bukan itu yang bikin lo berharga. Isi otak, hati, dan kerja keras lo yang bikin lo berharga. So, please stop, mikir semua orang mandang lo cuma dari harta dan fisik! Lo lebih dari itu. Lo berharga Vin dan gue yakin Tuhan sayang sama lo. Suatu hari nanti dia pasti akan kirimin lo seseorang yang tulus cinta sama lo dan lo juga cinta sama dia. Asalkan, lo yakin akan ketentuan Tuhan. Jadi, stop ya, mengasihani diri sendiri!” ucap ku panjang lebar yang sama sekali gak mendapat respon dari Davinia.

Dia malah nangis sesegukan di pundak ku. Aku pun membelai puncak kepalanya dengan lembut. Niscala pun hanya bisa terdiam dan tertegun melihat apa yang terjadi di hadapannya.

Everything is gonna be okay, Davinia. Lo gak akan pernah sendirian. Masih banyak yang sayang sama lo. Walaupun semua orang yang lo sayang ninggalin lo, lo masih punya diri lo sendiri dan Tuhan yang gak pernah lari dari lo.” kata ku lagi.

Davinia pun akhirnya melepaskan pelukannya dari ku dengan mata yang sembab dan pipi yang basah karena air mata. Aku menyeka sisa-sisa air mata di pipinya dan kemudian menggenggam erat tangannya sambil menatap matanya. Berusaha untuk memberikan energi positif padanya.

Thanks Ay. Sorry, gue jahat banget sama lo.” kata Davinia.

No. Lo cuman belum kenal gue. Lo gak jahat Vin. I’m believe, you have a good heart.” kata ku meyakinkannya.

Davinia pun akhirnya memeluk aku lagi sambil menangis sesegukan. Aku tersenyum lega, begitu pun Niscala.

#

Dan akhirnya, kita bertiga sahabatan. Niscala pun tidak lagi kesal dengan tingkah laku Davinia yang dulunya posesif banget. Karena Davinia yang sekarang sudah lebih kalem, ceria, dan positif vibes. Happy for you guys!

END

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURAHAN HATI SEORANG ADIK

Teruntuk padamu kakak ku Usia memang terlampau jauh membuat jarak diantara kita Aku memang tidak terlalu mengerti bagaimana kau berjuang dalam hidupmu Yang aku tau kau sibuk dengan dunia mu sendiri Aku memang terlalu kecil saat itu untuk mengerti kehidupanmu Yang aku tau, aku hanya memiliki seorang kakak  Namun tak selalu berada disisiku Ternyata bukan hanya usia yang jauh tapi juga jarak membuat kita jauh Kakak, taukah kau Aku selalu iri melihat orang lain memiliki seorang kakak yang sangat perhatian Yang selalu melindungi adiknya Yang selalu ada kapan pun adiknya membutuhkannya Kakak, aku tidak pernah menyalahkan dirimu Mungkin hanya karena keadaan yang membuatmu seperti ini Kakak, jika kau berkenan mendengarkan permintaan dari adikmu ini Bukan harta ataupun benda yang aku pinta Aku hanya meminta sedikit perhatianmu kak pada adikmu ini Hanya sedikit Bukankah seorang kakak memang begitu hakikatnya kan kak Bisa melindungi dan memperhatikan adiknya

9 Tahap Iblis Menghasut Remaja dan Anak Kecil untuk Bundir

  Foto: Remaja sedang depresi/Pexels Pernahkan kamu merasa bahwa kasus kejahatan maupun bundir akhir-akhir ini makin meningkat? Jika iya, maka kamu wajib banget baca artikel ini sampai selesai! Jadi, menurut investigasi salah satu pelaku supranatural, Adam Lucius, ketika menginterogasi sesosok iblis yang sering melakukan penghasutan terhadap anak kecil maupun remaja untuk bundir, ada 9 tahapan yang mereka lakukan. Mari simak kesembilan tahapan tersebut, agar kamu dapat sadar dan menyadarkan orang-orang di sekitarmu! Sebelum menyimak kesembilan tahapan iblis menghasut anak kecil dan remaja untuk bundir, saya selaku penulis hendak disclaimer terlebih dahulu, bahwa artikel ini bersumber dari proses interogasi Adam Lucius terhadap satu entitas iblis. Yang percaya silahkan, yang tidak percaya juga tidak apa-apa. Intinya, yang baik silahkan diambil, yang tidak baik silahkan diabaikan saja. Tahap Pertama Ilustrasi remaja suka keluar malam hari | Sumber: Pexels Jadi, tahap pertama yang akan ib

Aku Bukanlah Untukmu

  Aku sedang senyum-senyum sendiri di kamar, sambil memegang sebuah pena di tangan. Yes, right .  Nih pena tadi di kasih sama someone special . Sebenarnya sih gak terlalu spesial banget, tapi orangnya manis sih. Gak bosen buat dilihat lama-lama. Cerita asal muasal nih pena sampai ke tangan aku, gini nih ceritanya. Jadi, tadi siang pas pelajaran Biologi ada kuis dadakan gitu. Terus tiba-tiba pena ku mendadak macet. Ngeselin gak tuh? Udah deh, aku kebingungan mau nulis soal. Tanya si Asha, percuma aja. Pena aja dia sering pinjem sama aku. Ya udah, alhasil aku celingukan nyari target yang bisa minjemin aku pena. Dan tiba-tiba aja, “Sya, nih!” suara Aza memanggil ku dari belakang sambil memberikan sebuah pena kepadaku. Aku menatapnya dengan heran. “Udah ambil, cepet!” pinta Aza. Aku pun langsung mengambil pena tersebut dan berkata, “Thanks” Aza hanya tersenyum sambil mengangguk. Hmm, mungkin itu kenangan sederhana yang tidak akan pernah aku lupakan nantinya. # “Hi Sya! Boleh aku duduk di s